Ketika ada sebuah peristiwa seperti ini, teman-teman jangan membayangkan ini soal mahasiswi ITB ya, bukan. Ini bukan itu. Ini adalah pesan untuk menggaungkan satu kata, takut," imbuhnya.
Oleh karena itu, tindakan tersebut tanpa sadar akan mempengaruhi orang lain yang juga berencana untuk mengkritik pemerintah.
Anies Baswedan menyampaikan bahwa rasa takut tidak boleh muncul dalam proses demokrasi.
"Sehingga ketika seseorang akan mulai gambar, mikir sebentar 'saya kalau gambar nanti proses hukum nggak ya'. Jadi ini bukan soal satu mahasiswa, bukan.
Ini adalah proses menimbulkan rasa takut dan itu kenapa dalam proses demokrasi tidak boleh terjadi. Negara tidak berhak untuk membuat rasa takut pada rakyatnya dan kalau ada negara yang melakukan itu, maka harus dilawan," jelasnya lagi.
Lebih lanjut, Anies Baswedan justru mendorong para seniman dan kreator yang ingin berkreasi melalui karyanya sebagai bentuk kritik terhadap pemerintah untuk tidak merasa takut.
"Jadi kalau muncul para orang kreatif, bikin aja lebih banyak lagi. Nanti cek, mau pada diproses nggak. Apakah mau semuanya diproses? Jadi menurut saya kalau sudah begitu, berikan dukungan.
Satu, dengan persoalan kasusnya, yang kedua ya kritik yang lain dibiarkan bermunculan. Dengan cara seperti itu maka rasa takut bisa dieliminasi," timpalnya.
Unggahan tersebut pun sontak menuai beragam tanggapan dari publik.
Beberapa warganet menyinggung kembali ketika Anies Baswedan juga pernah menjadi sasaran publik sebagai bahan meme Joker.
👇👇
Sumber: Suara
Artikel Terkait
KPK Wajib Periksa Jokowi dan Luhut Terkait Kasus Korupsi Proyek Whoosh, Ini Alasannya
Update Kasus Ijazah Jokowi: Gelar Perkara Segera Digelar, Satu Terlapor Belum Diperiksa
KPK Didorong Periksa Jokowi & Luhut di Kasus Whoosh, Begini Kata Pakar Hukum
Halim Kalla Belum Ditahan, Ini Kronologi Lengkap Kasus Korupsi PLTU Kalbar yang Rugikan Negara Rp 1,2 Triliun