PARADAPOS.COM - Mantan Menko Polhukam Mahfud MD menegaskan bahwa Menteri Perdagangan periode 2015-2016, Tom Lembong, hanya melaksanakan tugas atasan dalam kebijakan impor gula.
"Menurut saya, tidak ada unsur mens rea (niat jahat) sehingga tidak bisa dipidanakan. Dalilnya, 'geen straf zonder schuld', artinya, 'tidak ada pemidanaan jika tidak ada kesalahan'. Unsur utama kesalahan itu adalah mens rea. Nah, di kasus Tom Lembong tidak ditemukan mens rea, karena dia hanya melaksanakan tugas dari atas yang bersifat administratif," ujar Mahfud kepada Kompas.com, Selasa (22/7/2025).
Mahfud mengatakan kebijakan impor gula itu merupakan perintah dari 'atas' dan dilaksanakan Tom tanpa niat jahat.
Dengan begitu, Tom Lembong hanya menjalankan tugas yang sifatnya administratif.
"Dalam konteks vonis Tom Lembong ini, ternyata tidak ditemukan mens rea atau niat jahat. Sebab, kebijakan impor oleh Tom Lembong itu dilakukan atas perintah. Jadi, yang dilakukan Tom Lembong itu berasal dari hulu yang mengalir kepadanya, untuk diteruskan lagi sampai ke hilir," paparnya.
"Selain kelemahan dari sudut mens rea, vonis untuk Tom Lembong juga tidak menunjukkan rangkaian logis tentang actus reus yang bisa dibuktikan. Kelemahan lain, perhitungan kerugian negara yang resmi dibuat oleh BPKP dinilai tidak benar sehingga majelis hakim membuat hitungan dengan matematikanya sendiri," sambung Mahfud.
Lalu, Mahfud menyoroti hakim yang menurutnya sempat menyampaikan argumentasi lucu dalam alasan yang memberatkan Tom Lembong, yakni Tom Lembong membuat kebijakan ekonomi kapitalistik.
Dia menilai hakim itu tidak paham bedanya antara ide dan norma.
"Tom Lembong harus berani meminta Pengadilan Tinggi untuk mengoreksi vonis hakim melalui banding," imbuhnya.
Sumber: kompas
Artikel Terkait
Yaqut Cholil Qoumas Diperiksa KPK Lagi: Kronologi Kasus Korupsi Kuota Haji 2024
Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi di Polda Metro: Jadwal, Tersangka & Kronologi Lengkap
Skandal Solar Murah Rp 2,5 Triliun: Kejagung Diduga Tak Serius Usut Tuntas Kasus Erick Thohir, Boy Thohir, Franky Widjaja
Polda Jabar Profiling Adimas Firdaus Resbob, Terkait Ujaran Kebencian ke Suku Sunda yang Viral