Gunung Emas Ini Bikin Presiden RI dan Satu Dunia Kena Tipu!

- Kamis, 06 Maret 2025 | 15:20 WIB
Gunung Emas Ini Bikin Presiden RI dan Satu Dunia Kena Tipu!

PARADAPOS.COM - Pada tahun 1993 lalu, dunia sempat geger atas dugaan adanya gunung emas seberat 53 juta ton di Kalimantan Timur, wilayah lokasi industri tambang dunia. Namun, ternyata dugaan itu hanya penipuan belaka.


Saat itu sekelompok peneliti dari perusahaan tambang Kanada menemukan bongkahan gunung emas di Kalimantan, yang mereka taksir jumlahnya 53 juta ton.


Dalam laporan investigasi Tempo (30 November 1998), perusahaan tambang asal Kanada itu bernama Bre-X. 


Laporan itu menyebutnya sebagai perusahaan gurem, tanda dia bergerak kecil-kecilan.


Sebagaimana diuraikan Bondan Winarno dalam laporan investigasi Bre-X: Sebongkah Emas di Kaki Pelangi (1997:50), pada 1993 ahli geologi perusahaan telah melakukan perjalanan 12 hari di Kalimantan Timur.


Mereka menyusuri hutan tropis antah berantah demi menemukan wilayah, yang menurut ahli geologi John Felderhof kaya akan emas, bernama Busang.


Usai menelusuri dan memastikan potensi kawasan, perusahaan membuat surat terbuka kepada para investor. 


Inti surat itu menjelaskan prospek masa depan Busang, yang jika digarap serius, maka bisa saja para investor akan kaya raya.


Di Indonesia sendiri memang sudah banyak orang kaya berkat tambang emas. Proyek Freeport di tanah Papua jadi salah satu buktinya.


Seketika, kabar itu langsung heboh. Apalagi, perusahaan juga mengumumkan kalau tanah Busang bak memiliki gunung emas sebesar 53 ton.


Alhasil, di Kanada, saham Bre-X langsung meroket dan mencapai rekor tertingginya sepanjang sejarah. BBC International mencatat nilai perusahaan dari semula sangat kecil berubah seketika menjadi Rp7 triliun.


Sedangkan di Indonesia, para petinggi negara dan pengusaha langsung kepincut. Sebut saja orang terdekat Presiden Soeharto, seperti pengusaha Bob Hasan dan anak Soeharto, Sigit Harjojudanto.


Lewat perusahaannya masing-masing, perlahan keduanya menguasai area penambangan di Busang.


Pada 1997, Bob Hasan sudah mengakuisisi 50% saham PT Askatindo Karya Mineral dan PT Amsya Lina di mana eduanya menguasai penambangan Busang I dan Busang II. 


Bahkan, Sigit dibujuk oleh pihak Bre-X uang US$1 juta per bulan agar perusahaannya, PT Panutan Daya, menjadi konsultan di Busang.


Awalnya semua berjalan lancar. Keikutsertaan proyek emas di tengah ketidakpastian ekonomi tahun 1990-an menjadi secercah harapan. Akan tetapi, tak mudah bagi Bre-X berbisnis di Indonesia.


Presiden Soeharto mengharuskan perusahaan asing berbagi saham dan bekerjasama dengan emerintah. 

Halaman:

Komentar