👇👇
Here is the Full video before explosions on live IRIB broadcast : such a brave Iranian lady 🇮🇷 pic.twitter.com/tG7aVIEHEf
Melansir Daily Pakistan, serangan udara itu terjadi beberapa jam setelah Menteri Pertahanan Israel menyatakan bahwa jaringan televisi dan radio negara Iran "akan segera menghilang."
Militer Israel pun telah mengeluarkan peringatan bagi penduduk di daerah tersebut untuk mengungsi, yang menandakan serangan langsung terhadap pusat komunikasi penting.
Sama seperti yang dikatakan warganet, akan ada rasa trauma atas insiden tersebut, Sahar Emami kembali ke layar.
Kemunculannya mendapat pujian oleh media Iran sebagai tindakan ketahanan dan perlawanan.
Kembalinya Sahar Emami dibingkai sebagai pesan yang kuat bahwa suara Iran tidak akan dibungkam dalam menghadapi agresi.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei menuduh Israel melakukan "tindakan jahat".
Mereka seolah menjadi "pembunuh jurnalis dan media" nomor satu.
Aljazeera melaporkan, Komite Perlindungan Jurnalis (CPJ) telah menghitung 178 jurnalis yang tewas di Gaza oleh Israel sejak Oktober 2023, menjadikannya konflik paling mematikan bagi pekerja media yang pernah tercatat.
"DK PBB [Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa] harus bertindak sekarang untuk menghentikan agresor genosida melakukan kekejaman lebih lanjut terhadap rakyat kita," tulis Baghaei di X.
CPJ mengatakan bahwa mereka “terkejut” oleh serangan Israel terhadap TV pemerintah Iran.
Mereka berpendapat, impunitas atas pembunuhan jurnalis Palestina telah 'membuat' negara itu berani menargetkan media di tempat lain.
"Pertumpahan darah ini harus diakhiri sekarang," kata organisasi itu di X.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Najib Razak Dituntut 20 Tahun Penjara & Denda Rp 46 Miliar: Kronologi Skandal 1MDB
Nabi Ghana Ebo Enoch Batalkan Kiamat, Beli Mercedes-Benz dari Dana Sumbangan Jemaat?
China Dukung Indonesia Jadi Presiden Dewan HAM PBB 2026: Analisis & Implikasi
Ebo Noah Ghana: Fakta & Kontroversi Prediksi Kiamat 25 Desember yang Ditunda