Tiongkok memiliki jumlah personel militer aktif terbesar di dunia dan anggaran pertahanan terbesar kedua setelah AS.
Mereka tengah memperluas kekuatan laut, mengembangkan pesawat tempur siluman (J-20), serta menguasai teknologi drone, siber, dan kecerdasan buatan.
Turki, meskipun anggota NATO, sering memainkan politik luar negeri secara independen.
Militer Turki sangat modern, dengan produksi lokal seperti drone Bayraktar yang terbukti efektif di berbagai konflik.
Turki cenderung menjaga keseimbangan dalam konflik, tapi memiliki kemampuan untuk bertindak signifikan jika dibutuhkan.
Pakistan juga tak bisa diremehkan. Mereka adalah negara nuklir dengan kekuatan darat dan udara yang besar.
Meski lebih berhati-hati dalam urusan geopolitik global, kedekatannya dengan Iran secara geografis dan historis menjadikannya pemain penting di kawasan.
Kubu Mana yang Akan Menang Jika Perang Dunia III Terjadi?
Menentukan "pemenang" dalam Perang Dunia III tentu saja bukan perkara sederhana.
G7, dengan Amerika Serikat di dalamnya jelas unggul dari sisi teknologi militer, interoperabilitas pasukan, serta penguasaan medan global.
Mereka memiliki pengalaman perang modern dan infrastruktur logistik militer yang masif.
Namun, blok pro-Iran tidak bisa diremehkan. Rusia dan Tiongkok adalah dua kekuatan global dengan kapasitas tempur luar biasa dan visi geopolitik multipolar.
Jika mereka sepenuhnya terlibat, konflik bisa berubah menjadi perang total skala global, termasuk potensi penggunaan senjata nuklir.
Kekuatan gabungan Rusia, Tiongkok, Turki, dan Pakistan bisa menjadi penyeimbang dominasi Barat.
Latihan militer gabungan, dukungan logistik, intelijen, dan kerja sama ekonomi akan memperkuat posisi Iran jika perang pecah.
Namun, perlu dicatat bahwa keterlibatan penuh negara-negara besar seperti Rusia dan Tiongkok sangat bergantung pada kalkulasi risiko global.
Mereka cenderung memilih dukungan tidak langsung (logistik, diplomatik, siber), kecuali jika eksistensi mereka terancam.
Adu kekuatan militer antara dua kubu berpotensi membawa kehancuran besar jika Perang Dunia III benar-benar terjadi.
Koalisi Barat unggul dalam teknologi dan jaringan militer global, sementara kubu pro-Iran memiliki kekuatan yang tak bisa dipandang remeh.
Lantas bagaimana dengan Indonesia? Hanya bisa memantau, karena kekuatan militer kita sangat jauh dari negara-negara tersebut.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Dampak Shutdown AS: 10.000+ Penerbangan Ditunda & Dibatalkan, Ini Penyebabnya
Krisis Pangan Gaza: Bantuan Tak Sampai, Warga Kelaparan Pasca Gencatan Senjata
Trump Ingin Bantu Zohran Mamdani Pimpin New York, Tapi...
Zohran Mamdani, Wali Kota Muslim Pertama New York: Sebuah Kemenangan Bersejarah yang Tuai Pro-Kontra