"Mereka juga melanggar prinsip-prinsip hukum internasional yang sudah kukuh, termasuk hak Kepala Negara untuk tidak diganggu gugat, dan merupakan hasutan yang jelas untuk melakukan terorisme negara," imbuh surat tersebut.
Surat protes tersebut ditujukan langsung kepada para petinggi PBB, termasuk Sekretaris Jenderal Antonio Guterres, Presiden Dewan Keamanan PBB Carolyn Rodriguez-Birkett, dan Presiden Majelis Umum PBB Philemon Yang.
Iravani mendesak PBB untuk mengutuk ancaman pembunuhan dari Israel dan AS itu dan "mengambil langkah-langkah yang tepat untuk memastikan akuntabilitas atas tindakan-tindakan yang salah secara internasional ini."
Melalui akun X, Misi Tetap Iran di PBB juga menyatakan desakan mereka agar Guterres, Rodriguez-Birkett, dan Yang "menjalankan tanggung jawab hukum mereka terhadap retorika kriminal dan provokatif tersebut."
Ancaman ini muncul tidak lama setelah Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, pada hari Kamis mendeklarasikan kemenangan Iran atas Israel setelah konflik yang berlangsung selama 12 hari.
Dia juga mengatakan bahwa Teheran yakin telah memenangkan konfrontasi dengan Washington, menyusul serangan AS terhadap fasilitas nuklir Iran.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Najib Razak Dituntut 20 Tahun Penjara & Denda Rp 46 Miliar: Kronologi Skandal 1MDB
Nabi Ghana Ebo Enoch Batalkan Kiamat, Beli Mercedes-Benz dari Dana Sumbangan Jemaat?
China Dukung Indonesia Jadi Presiden Dewan HAM PBB 2026: Analisis & Implikasi
Ebo Noah Ghana: Fakta & Kontroversi Prediksi Kiamat 25 Desember yang Ditunda