10 Demo Terbesar & Paling Mengguncang Dalam Sejarah Dunia, Ada RI?

- Minggu, 31 Agustus 2025 | 17:30 WIB
10 Demo Terbesar & Paling Mengguncang Dalam Sejarah Dunia, Ada RI?

PARADAPOS.COM - Suhu perpolitikan Indonesia memanas menjelang akhir pekan ini. Aksi demo mewarnai sejumlah daerah di Indonesia, terutama di Jakarta.


Demonstrasi sudah mulai sejak Senin awal pekan ini dan berlanjut pada Kamis. Aksi demo bahkan semakin memanas pada Jumat pekan ini (29/8/2025).


Demonstrasi yang berawal dari tuntutan buruh ini kemudian berkembang besar setelah seorang pengemudi ojek online (ojol), Affan Kurniawan, tewas setelah terlindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Bendungan Hilir, Jakarta pada Kamis (28/8/2025). 


Insiden ini terekam jelas, korban terjatuh, Baracuda terus melaju tanpa berhenti, dan suasana ricuh berubah jadi tragedi.


Aksi ini memicu reaksi keras dari masyarakat hingga menyulut demo di sejumlah daerah. 


Aksi demo terutama terpusat di depan gedung DPR/MPR, Maki Brimob, Polda Metro Dajaya, kantor polisi daerah hingga Gedung perwakilan rakyat di daerah.


Protes masyarakat atau yang akrab disebut demonstrasi tidak terlepas dari proses politik sebuah negara. 


Terlebih bagi negara demokrasi, demonstrasi merupakan salah satu aspek penting bagi masyarakat untuk menyampaikan pendapatnya.


Terlepas dari itu, nyatanya tak hanya di Indonesia saja yang pernah terjadi aksi demonstrasi besar-besaran. 


Mengutip laman Live Science, berikut daftar demonstrasi terbesar sepanjang sejarah dunia.


1. Protes Rakyat di Filipina (1986)


Negara tetangga RI, Filipina, pernah memiliki sejarah demonstrasi terbesar. 


Itu terjadi pada 1986 ketika Ferdinand Marcos dinyatakan sebagai pemenang pemilihan presiden.


Kala itu, Marcos telah memerintah Filipina selama 20 tahun. 


Hal ini memicu aksi besar-besaran dari jutaan warga Filipina yang menganggap kepemimpinan otoriter Marcos harus diakhiri.


Terlebih ada indikasi bahwa pemilu terakhir yang dilakukan oleh Marcos, merupakan jalan 'kotor'. Bahkan gereja Katolik di Filipina mengutuk pemilu tersebut.


Pada akhirnya, jutaan rakyat turun ke jalan untuk protes dan militer mulai membelot dari Marcos. 


Tanpa dukungan militer yang kuat, Marcos berakhir melarikan diri dan Aquino dilantik sebagai presiden pada 25 Februari 1986.


2. Demonstrasi di Jalan Baltik (1989)


Mengutip NPR, jutaan orang diketahui membentuk rantai manusia sepanjang lebih dari 400 mil (sekitar 643 km) melintasi Latvia, Lituania, dan Estonia pada malam tanggal 23 Agustus 1989. Lintasan tersebut kemudian disebut dengan Jalan Baltik.


Aksi ini dilakukan sebagai gerakan yang telah dimulai pertengahan 1980-an. 


Ini adalah gerakan perlawanan terhadap rezim Komunis yang memerintah negara-negara tersebut.


Kala itu, kaum populis melawan pemerintahan komunis yang telah berkembang seiring dengan diperkenalkannya reformasi di seluruh blok Soviet oleh Mikhail Gorbachev.


Diperkirakan sekitar seperempat penduduk Negara Baltik berpegangan tangan pada malam itu untuk membentuk rantai simbolis. Ini menjadi demonstrasi terbesar dalam sejarah Uni Soviet.


Pada akhirnya, protes anti-Komunis ini melanda Eropa timur, yang mencapai puncaknya dengan runtuhnya Tembok Berlin. Dalam waktu dua tahun, ketiga negara Baltik akhirnya menjadi negara merdeka.


3. Demontrasi di Tembok Berlin (1989)


Perpecahan konkret yang memisahkan Berlin Timur dan Barat selama 28 tahun turun hanya dua bulan setelah protes publik terjadi di seluruh Jerman.


Tekanan untuk merobohkan tembok telah meningkat pada tahun 1989 dan demonstrasi menjadi pukulan terakhir bagi pemerintah Jerman Timur, yang akhirnya membuka gerbang pada 9 November.


4. Demo di Tiananmen Square (1989)


Sekurang-kurangnya 1 juta orang, kebanyakan mahasiswa yang mencari reformasi demokrasi telah menduduki Lapangan Tiananmen Beijing dengan damai selama tujuh minggu ketika militer China secara tak terduga mengerahkan tank untuk mengusir mereka.


Jumlahnya tidak dapat disebut pasti, tetapi diperkirakan setidaknya ratusan pengunjuk rasa tewas dalam aksi tersebut hingga menuai kritik keras dari komunitas internasional.


5. Demonstrasi Nasional di Afrika Selatan (1994)


Halaman:

Komentar