Analisis bisnis menunjukkan perbedaan mencolok antara prospek Whoosh dan Garuda.
Prospek Cerah Kereta Cepat Whoosh
Whoosh telah membuktikan kinerja operasional yang solid. Sejak beroperasi pada 2023 hingga Oktober 2025, Whoosh telah mengangkut 12 juta penumpang. Kepastian pembayaran utang didukung oleh realitas bisnis yang sehat. Perpanjangan rute ke Surabaya diprediksi akan semakin meningkatkan jumlah penumpang secara signifikan, membuat bisnis transportasi massal ini semakin viable.
Tantangan Berat Garuda Indonesia
Sebaliknya, Garuda menghadapi tantangan fundamental. Armada yang terbatas (hanya 40 pesawat yang dapat dioperasikan) menyulitkan ekspansi bisnis. Kepercayaan dari lessor (perusahaan penyewa pesawat) juga rendah akibat beban utang yang ada, sehingga menyulitkan penambahan armada. Suntikan dana segar berisiko tidak menyelesaikan akar masalah, yaitu hilangnya kepercayaan mitra bisnis dan tata kelola yang perlu dibenahi.
Kesimpulan: Prioritas pada Whoosh ke Surabaya adalah Pilihan Tepat
Berdasarkan analisis, mengalokasikan dana pemerintah untuk melanjutkan pembangunan Whoosh hingga Surabaya merupakan pilihan yang lebih strategis. Proyek ini memiliki peluang hidup dan berkembang yang lebih jelas dibandingkan Garuda yang masih bergulat dengan masalah mendasar. Tindakan tegas memberantas korupsi di kedua BUMN tetap menjadi prasyarat utama. Alokasi dana Rp 30 triliun akan memberikan dampak multiplier yang lebih besar jika digunakan untuk memperpanjang Whoosh ke Surabaya, yang pada akhirnya akan menguntungkan masyarakat sebagai pengguna transportasi publik.
Analis Kebijakan Transportasi
Artikel Terkait
Bupati Bekasi Ade Kuswara Kunang Ditangkap KPK: OTT, Penyegelan, & Kronologi Kasus
Klarifikasi Dadan Hindayana: Main Golf untuk Galang Dana Bencana Sumatera, Bukan Rekreasi
2.603 Rumah Bantuan Bencana Dibangun Tanpa APBN, Tzu Chi & Menteri Ara Jadi Donor
Bantuan Rp 10.000 Per Hari dari Mensos Gus Ipul untuk Korban Bencana: Syarat & Rincian Lengkap