Ketua Yayasan Teungku Chik Pante Geulima, Makmur Hasan, menyatakan bahwa bencana ini meninggalkan luka mendalam bagi masyarakat. Ia menyoroti lambannya respons dan penanganan dari pemerintah daerah yang dinilai memperpanjang penderitaan warga.
"Kita harus introspeksi diri mengapa semua ini bisa terjadi. Ini tidak terlepas dari tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab," ujar Makmur Hasan di lokasi kejadian.
Bencana banjir bandang dan longsor di Aceh tidak hanya menyebabkan kerusakan infrastruktur dan korban jiwa, tetapi juga memunculkan polemik serius mengenai praktik perambahan hutan yang diduga menjadi faktor pemicu kerusakan lingkungan dan memperparah dampak bencana.
Masyarakat setempat berharap pemerintah segera mengambil tindakan nyata. Harapan tersebut mencakup percepatan pembersihan material kayu gelondongan, pembukaan akses jalan, serta pemberian bantuan yang tepat sasaran agar kehidupan warga dapat segera pulih kembali.
Artikel Terkait
Reuni 212 2025 di Monas: Jadwal, Tema Doa, dan Daftar Tokoh yang Hadir
Trump Derangement Syndrome di FBI: Dampak, Krisis Hukum & Analisis Lengkap
Kisah Pilu Evakuasi Jenazah Korban Bencana Aceh: Petugas BPBD Tak Kuasa Menahan Tangis
Update Banjir Bandang Padang Panjang: 5 Jenazah Ditemukan, Total Korban 35 Orang