Menurut Resi, para nelayan tersebut sempat menjelajahi Samudra Hindia untuk mencari ikan setelah bertolak dari daerah Sibolga, Sumatera Utara.
"Kapal ini dari Samudera Hindia, mereka berangkat dari Sibolga menuju Samudra Hindia selama 9 bulan, di sana dari bulan Oktober (2023) sampai bulan Juli. Nah di bulan Juli ini ada yang meninggal 6 orang, 14 orang sakit dan 16 orang masih diobservasi," kata Resi, Senin (5/8).
Disampaikan Resi, saat ini pihaknya masih melakukan proses pencegahan penularan penyakit yang menyerang belasan nelayan KM Sri Karantina, termasuk melakukan karantina terhadap 16 orang nelayan yang masih belum merasakan sakit.
"Upaya yang kami lakukan yaitu kapal kami semprot, orang yang sehat dikarantina, yang sakit kita antarkan ke RSKM, kemudian yang meninggal sudah dibawa ke RSDP Serang," ujarnya.
Selain itu, lanjut Resi, pihaknya sedang menindaklanjuti dugaan penyebab para nelayan meninggal hingga jatuh sakit dengan mengambil sampel darah untuk diuji laboratorium.
"Hari ini kita periksa kesehatan kapalnya, ABK yang di kapal juga kita periksa. Dan kita bawa sampel darah untuk dibawa ke BBLKM Jakarta," katanya.
Artikel Terkait
Banser Bersihkan Gereja HKBP Sibolga Terdampak Banjir Bandang Sumut Jelang Natal 2025
Perpol Kapolri No. 10/2025 Dikritik: Hambat Reformasi Polri & Abaikan Putusan MK
Gelar Perkara Khusus Kasus Ijazah Jokowi: Jadwal, Peserta, dan Dasar Hukum
Gus Yahya Tegaskan Status Ketum PBNU Sah, Sebut Penunjukan PJ Ilegal & Langgar AD/ART