Mengejutkan! Surat Isaac Newton Abad ke-17 Prediksi Kapan Kiamat Terjadi

- Jumat, 14 Februari 2025 | 13:55 WIB
Mengejutkan! Surat Isaac Newton Abad ke-17 Prediksi Kapan Kiamat Terjadi

Newton menggunakan 1260, 1290, 1335 dan 2300 hari yang ditemukan dalam Kitab Daniel dan Wahyu, yang membahas akhir dan awal masa-masa tertentu. 


Akan tetapi, ia malah melihatnya sebagai tahun dengan menggunakan prinsip 'hari untuk setahun', yaitu metode yang digunakan untuk menafsirkan wahyu Alkitab yang menyatakan kata 'hari' melambangkan satu tahun.


"Dalam Kitab Wahyu, Kristus dan orang-orang kudus akan campur tangan untuk mendirikan Kerajaan Tuhan global yang akan memerintah selama 1.000 tahun di Bumi," menurut Snobelen.


Newton juga percaya bahwa sekitar waktu ini, cabang-cabang agama Kristen yang korup akan jatuh, dan Injil yang sejati akan diberitakan secara terbuka. 


"Sebelum kedatangan Kristus yang kedua kali, orang-orang Yahudi akan kembali ke Israel, menurut nubuat Alkitab, dan membangun kembali Bait Suci," Snobelen menafsirkan.


"Namun, meskipun berupaya meramalkan akhir dunia, Newton waspada terhadap penetapan tanggal yang bersifat ramalan dan khawatir bahwa kegagalan prediksi manusia yang dapat salah berdasarkan nubuat ilahi akan membuat Alkitab menjadi tidak dihormati," tulisnya.


Newton bahkan mempertanyakan prediksinya sendiri bahwa era saat ini akan berakhir pada 2060. 


"Mungkin akan berakhir nanti, tetapi saya tidak melihat alasan untuk berakhir lebih cepat," tulisnya.


Dalam ramalan lain yang merujuk pada 2060, Newton menyatakan:


"Saya sebutkan ini bukan untuk menegaskan kapan akhir zaman akan terjadi, tetapi untuk menghentikan dugaan-dugaan gegabah dari orang-orang penuh khayalan yang sering meramalkan akhir zaman, (dan) dengan berbuat demikian, membawa nubuat-nubuat suci ke dalam aib yang sering kali meleset dari ramalan-ramalan mereka. Kristus datang seperti pencuri pada malam hari, dan bukan tugas kita untuk mengetahui masa (dan) waktu (yang) telah Allah taruh dalam hati-Nya."


Saat ini, mungkin tampak berlawanan dengan intuisi bagi seorang ilmuwan untuk begitu sibuk dengan wahyu Alkitab. 


Namun menurut Snobelen, Newton bukanlah seorang 'ilmuwan' dalam pengertian modern dari istilah tersebut. Sebaliknya, ia adalah seorang 'filsuf alam.'


"Dipraktikkan dari Abad Pertengahan hingga abad kedelapan belas, filsafat alam tidak hanya mencakup studi tentang alam, tetapi juga studi tentang tangan Tuhan yang bekerja di alam," tambahnya.


"Bagi Newton, tidak ada penghalang yang tidak dapat ditembus antara agama dan apa yang sekarang kita sebut sains. Sepanjang hidupnya, Newton berusaha keras untuk menemukan kebenaran Tuhan, baik di alam maupun Kitab Suci," tutupnya.


Sumber: Detik

Halaman:

Komentar