Tapi, bukankah karakteristik politik di Indonesia tak kenal balas budi? Politik di Indonesia berkarakter balas dendam laiknya Ken Arok dengan keris Mpu Gandring-nya.
Jadi, mungkin ya karena terjadi saling kunci tadi, sehingga Prabowo tunduk pada Jokowi. Jokowi pun tunduk pada Prabowo. Jokowi pegang kartu truf Prabowo, Prabowo pegang kartu truf Jokowi.
Padahal, Jokowi kini bukan siapa-siapa lagi. Wong Solo itu bukan ketua umum partai politik.
Jokowi hanya “lame duck” (bebek lumpuh). Jadi, kalau bukan karena tersandera, mana mungkin Prabowo mau menjilat Jokowi?
Ketika presidennya suka menjilat, maka para menterinya pun suka melakukan hal yang sama.
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia, misalnya.
Keduanya sering menyuruh rakyat untuk berterima kasih kepada Prabowo. Tak ada hari tanpa puja-puji kepada Prabowo. Dan juga Jokowi. ***
👇👇
Prabowo: Kita Berhasil Karena Didukung Oleh Presiden Ke-7, Hidup Jokowi! pic.twitter.com/XRtq4hda6p
Prabowo: "Nanti dibilang saya dikendalikan Pak Jokowi, cawe-cawe. Ndasmu!" pic.twitter.com/aOpZQPsGzX
Prabowo: "Ada orang-orang pinter (bilang) kabinet ini kabinet gemuk, terlalu besar. Ndasmu!" pic.twitter.com/tacv83sAjy
Jokowi: "Dikit-dikit yang salah Jokowi
Dikit-dikit yang salah Jokowi
Dikit-dikit yang salah Jokowi
Coba sekali-sekali nyalahin Pak Prabowo, enggak berani" pic.twitter.com/PLCuh2LqlU
Artikel Terkait
Banjir Bandang Keerom Papua Hanyutkan Ribuan Kayu Gelondongan, Jembatan Putus: Analisis & Fakta
Profil Suyudi Ario Seto dan Isu Kedekatan dengan Shandy Aulia: Kronologi & Fakta Terbaru
Kepala BGN Bermain Golf Saat Bencana: Kritik Empati dan Desakan Mundur
Wali Kota Medan Tarik Bantuan 30 Ton Beras UEA: Alasan & Dampak Bagi Korban Banjir