"Jadi di sana itu kita belum intervensi anggaran, tetapi kayak pedagang dirapikan, terus taman-taman, kebersihan sudah ditugaskan. Kan ada biaya pemeliharaan itu harus dilihat, [biaya pemeliharaan] oleh provinsi," ucapnya.
Sementara itu, dalam pernyataan resminya, pihak kontraktor PT Lingkar Persada KSO Adhi Makmur menyatakan bahwa patung penyu merupakan ornamen dari Alun-alun Gado Bangkong.
Pihak kontraktor juga membantah bahwa ornamen itu nilainya sampai miliar rupiah, tetapi hanya sekitar Rp 30 juta, sesuai dengan spesifikasi proyek yang telah ditetapkan.
Benarkah dari Kardus?
Ornamen penyu tersebut dibuat menggunakan resin dan fiberglass, material yang umum digunakan untuk patung dan ornamen luar ruangan karena daya tahannya terhadap cuaca ekstrem.
"Terkait kardus dan bambu yang terlihat dalam video yang beredar, kami tegaskan bahwa material tersebut bukanlah bagian dari struktur utama ornamen, melainkan hanya alat bantu dalam proses cetakan awal," ujar Imran Firdaus, pihak kontraktor.
Secara logis, kata dia, jika ornamen ini benar-benar terbuat dari kardus, tidak mungkin bisa bertahan lebih dari satu tahun menghadapi hujan lebat, panas terik, dan kondisi pesisir yang ekstrem.
"Kami juga mengingatkan bahwa ornamen ini bukan untuk dinaiki oleh pengunjung. Sayangnya, banyak pengunjung yang memanjat dan berswafoto di atas ornamen ini, sehingga menyebabkan tekanan berlebih yang mempercepat kerusakan," katanya.
Sumber: Kumparan
Artikel Terkait
Jokowi Absen di Kongres III Projo: Kekecewaan Relawan dan Sinyal Perubahan Arah
Oknum Polisi Tega Bunuh Dosen Cantik di Jambi, Motif Cemburu Buta Terungkap
Budi Arie Setiadi Ungkap Rencana Ganti Logo Projo ke Jokowi, Ini Alasannya
Prabowo Subianto Peringkat 15 Muslim Paling Berpengaruh di Dunia 2026, Ini Daftar Lengkapnya