Prabowo pernah mengatakan akan mengejar koruptor bahkan sampai Antartika. Baru-baru ini dia kembali mengatakan akan membangun penjara di pulau terpencil.
Namun pernyataan-pernyataan Prabowo sejauh ini hanya berhenti di pernyataan saja yang tidak punya kenyataan di lapangan.
Publik dengan gampang menegasikan pernyataan-pernyataan tersebut karena Jokowi dan keluarganya yang sudah berulang kali dilaporkan ke KPK tidak kunjung diproses hukum.
Prabowo harus paham bahwa publik, juga pasar, lebih percaya tindakan dan kenyataan daripada seribu kata dan janji. Ini sesuai dengan kata pepatah Inggris yang sangat terkenal, action is louder than words.
Seribu janji dan pidato yang kosong tidak ada artinya dibandingkan dengan satu tindakan nyata yang bisa meyakinkan pasar dan publik.
Jadi, Presiden Prabowo tidak perlu bertemu dengan para konglomerat yang kini dikenal sebagai gerombolan oligarki kalau tujuannya untuk meyakinkan pasar di bursa saham.
Pertanyaan yang harus dijawab: apa jaminannya pasar akan kembali menggeliat, terjadinya aksi beli besar-besaran yang akan menaikkan IHSG setelah Prabowo bertemu para konglomerat itu?
Apakah Prabowo nanti akan membujuk mereka membeli saham-saham yang sudah jatuh harganya itu—yang tentu saja ini melawan prinsip pasar?
Langkah-langkah instan dan tidak organik seperti ini selalu artifisial. Kalau filosofi hidupnya seperti ini, maka apa bedanya dengan salah satu anggota kabinetnya yang bernama Bahlil yang membuat disertasi secara curang untuk mendapatkan gelar Doktor.
Semua orang yang cukup terdidik tahu pasar tidak bisa dibohongi dengan gimmick murahan.
Hal yang sama, disertasi doktoral juga harus ditulis sendiri dengan riset sendiri sehingga kelak ketika ujian, si mahasiswa bisa menjawab pertanyaan penguji.
Prabowo mestinya bisa menjaga sensitivitas pasar yang bisa bergejolak hanya karena salah ucap yang keluar dari lisannya sendiri.
Mengatakan rakyat tidak mengenal saham hanya untuk lari dari kelemahan pemerintahannya yang tidak dipercayai lantai bursa sangatlah fatal.
Ini sama saja dengan ingin memadamkan kebakaran dengan menyiramkan bensin. Justru apinya tambah besar dan membara.
Seorang pemain saham yang juga dikenal sebagai aktivis medsos mengatakan pernyataan Prabowo ini turut menyebabkan semakin jatuhnya IHSG.
Tetapi, dari semua ketidakjelasan dan paradoks selama lima bulan Prabowo menjabat, yang paling dibenci rakyat adalah gestur politiknya yang selalu kelihatan melindungi Jokowi.
Prabowo mengatakan Jokowi adalah guru politiknya dan pada sebuah acara Gerindra, dia berteriak dengan suara serak, “Hidup Jokowi!”
Prabowo tidak perlu seperti itu. Dia harus berdiri dan membuat pembatas yang jelas antara yang benar dan yang salah. Siapapun yang salah dan melanggar hukum harus diadili, termasuk Jokowi sendiri.
Nabi Musa saja yang dibesarkan oleh keluarga Fir’aun setelah diselamatkan dari Sungai Nil tetap menyampaikan mana yang benar dan mana yang salah.
Nabi Musa pantang mengatakan “Hidup Fir’aun” manakala dia tahu Fir’aun berbuat zalim kepada Bani Israil.
Prabowo mesti kembali ke jatidiri semula, menjadi putra seorang begawan ekonomi terhormat, yang dulu dikenal cerdas dan memegang nilai-nilai moral yang tinggi.
Memposisikan diri sebagai murid politik Jokowi yang kini dikenal sebagai penjahat kemanusiaan tidak hanya membuat pasar semakin bergejolak, tetapi juga menurunkan nilai kemanusiaan Prabowo sendiri.
Baru lima bulan Prabowo salah jalan, dan ini belum terlambat. Tapi itu kembali terpulang kepada Prabowo sendiri bagaimana ia ingin dikenang setelah mati dan bagaimana ia ingin bernasib di akhirat kelak.
Pasar sudah mengirim sinyal: duetnya dengan Jokowi penjahat kemanusiaan biang pemicu Indonesia gelap simply doesn’t work.
Justru duet maut ini membuat Indonesia maut dan semakin gelap gulita. ***
Artikel Terkait
Gempa Magnitudo 4.9 Guncang Meulaboh Aceh, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
Raja Keraton Solo PB XIII Wafat: Timeline, Lokasi, dan Kronologi Meninggal di RS Indriati
Gelar Pahlawan Nasional Soeharto Diusulkan, Mensos Gus Ipul Tanggapi Penolakan
Subsidi Whoosh Dikritik: Jokowi Dituding Giring Opini ke Prabowo