Cap postmark di atas meterai juga harus meresap, bukan sekadar gambar digital.
4. Font dan Layout: Ada Standarnya!
Font di ijazah tahun 80-an pakai yang klasik, semacam Times New Roman atau Garamond.
Printer modern sering pakai font yang beda tipis, tapi mata ahli forensik bisa nangkep.
Spasi antar huruf juga dicek, karena mesin tik atau offset printing zaman dulu lebih konsisten dibanding printer masa kini.
5. Foto Pemilik? Ada Triknya!
Foto ijazah lama dicetak di kertas foto berbahan gelatin perak.
Kalau diperiksa pakai UV, nggak bakal mantul terang kayak kertas foto digital.
Trus, cap stempel di atas foto harus meresap ke kertas foto. Kalau cuma nempel di atas permukaan licin? Waduh, siap-siap!
6. Alat Canggih di Balik Semua Ini
Di balik semua uji forensik itu, ada peralatan canggih:
- Mikroskop elektron
- Spektrometer IR/UV-Vis
- Chromatography (TLC/HPLC)
- Electrostatic Detection Apparatus (ESDA) buat cek bekas tekanan tulisan (kalau ada yang ditimpa)
- Raman Spectroscopy sampai X-Ray
- Fluorescence (XRF) buat lihat komposisi tinta & logam.
Intinya?
Ijazah asli bicara lewat kertas, tinta, cap, meterai, sampai fotonya. Semua elemen itu harus sesuai teknologi di zamannya.
Kalau ada satu aja yang nggak nyambung, misalnya ijazah 1985 tapi tinta atau kertasnya modern, bisa dipastikan bermasalah.
Nah, kalau ada ijazah yang bikin Anda garuk-garuk kepala, jangan ragu pakai metode forensik ini.
Karena di era digital kayak sekarang, pemalsuan makin canggih, tapi forensik dokumen selalu satu langkah lebih maju!
***
Sumber: PorosJakarta
Artikel Terkait
Wamendagri Tekankan Inovasi Daerah Harus Berkelanjutan, Bukan Hanya untuk Penghargaan
Kemensos Larang Pemotongan Bansos, Penerima Wajib Dapat 100%
KPK Tetapkan Gubernur Riau Tersangka OTT, Pengumuman Resmi Rabu
Kecelakaan Maut di Perlintasan Kereta Prambanan Tewaskan 3 Orang, Ini Kronologinya