Prabowo benar-benar harus putar otak agar dapat mengurai warisan masalah super berat tinggalan Jokowi.
Mengingat nyaris seluruh lembaga dan perangkat negara sudah di bawah kendali "senyawa oligarki politik dan pemburu rente".
Prabowo dihadapkan pada dua pilihan: keberlanjutan Presiden sebagai kaki-tangan oligarki; atau Presiden yang benar-benar pemimpin bagi negara dan rakyat.
Tingginya stadium kejahatan terorganisasi dan korupsi sudah tidak ada tawaran jalan tengah.
Jika Prabowo memilih keberlanjutan Presiden sebagai budak oligarki konsekuensi dan atau resikonya adalah bunuh diri massal.
Krisis ekonomi, kejahatan terorganisasi, korupsi, turbulensi geopolitik global potensial menjungkalkan posisi Prabowo sekaligus stabilitas politik dan ekonomi Indonesia.
Sebaliknya ketika memilih untuk terjaga posisinya yang sekaligus menempatkan diri sebagai Presiden bagi negara dan rakyat, ia harus menempuh langkah-langkah radikal. Kanker stadium empat harus diselesaikan di meja operasi.
Positive Thinking. Pengerahan 6000 personil TNI untuk menjaga kantor Kejaksaan seluruh Indonesia mungkinkah bagian dari atau awal langkah radikal meretas jaring laba-laba "crime organized and corruption" yang ditebar semasa kekuasaan Jokowi? Waallahu alam.
Salam akal waras.
(Ariadi)
Artikel Terkait
Irjen Pol Helfi Assegaf Resmi Kapolda Lampung: Profil, Prestasi, dan Rekam Jejak
Projo Dukung KPK Usut Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh: Fakta & Dampaknya
KPK Buka Suara Soal Proses Hukum Whoosh: Penyidikan Korupsi Tetap Berprogres!
Waspada! Komnas Haji Larang 2 Golongan Ini Umrah Mandiri Meski Sudah Dilegalkan UU