Kursi-kursi kekuasaan satu per satu direbut oleh lingkaran baru. Pemberantasan korupsi banyak menyasar anggota Geng Solo.
Jokowi makin terpojok, makin ditinggal. Bahkan diduga stres berat, kondisi kulitnya bermasalah. Kabarnya serius dan cukup mengkhawatirkan.
Netizen kita bahkan mulai mengaitkan kondisi Jokowi dengan azab Allah.
Seperti yang terjadi pada penguasa zalim dan bengis Ariel Sharon dan Mustafa Kemal Attaturk. Ngeriiih…!
Di tengah fenomena runtuhnya aura kekuasaan Jokowi, apa gunanya polisi tetap pasang badan membela?
Mosok Sigit Listyo dan para petinggi Polri lainnya tak bisa membaca tanda-tanda zaman ini?
Untuk siapa sebenarnya institusi ini bekerja? Sampai kapan?
Kita tak sedang bicara soal ijazah semata. Ini tentang ruang publik yang makin dipersempit. Tentang kebebasan rakyat yang makin dicekik. Roy dan kawan-kawan bukan kriminal.
Mereka bicara dengan argumen. Dengan data. Dengan cinta pada negeri. Tapi bisa jadi kini mereka diintai. Bukan mustahil bakal jadi dipenjara.
Sudah saatnya polisi kembali berpihak pada kebenaran. Bukan kekuasaan. Berdiri bersama rakyat.
Bukan jadi alat penjaga kepentingan satu keluarga. Roda berputar. Zaman sudah berganti.
Bangun, bangun… Woy, banguuun! ***
Artikel Terkait
Prabowo Dorong Sawit di Papua untuk Swasembada Energi, Dikritik Pengamat Lingkungan
Perampokan Rumah Mewah Maman Suherman di Cilegon: Kronologi Pembunuhan Anak (9)
GMNI Pecat Resbob Tidak Hormat: Kronologi Lengkap dan Alasan Ucapan Hina Suku Sunda
Bencana Banjir Sumatera 2025: 1.030 Korban Jiwa, Data BNPB & Polemik Status Bencana Nasional