Waduh! Bahlil Diteriaki Penipu di Bandara DEO Sorong, Massa Marah Menteri Kabur Lewat Pintu Belakang

- Sabtu, 07 Juni 2025 | 07:50 WIB
Waduh! Bahlil Diteriaki Penipu di Bandara DEO Sorong, Massa Marah Menteri Kabur Lewat Pintu Belakang




PARADAPOS.COM - Massa aktivis lingkungan meneriakkan yel-yel "Bahlil Penipu" saat Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) itu berada di areal Bandara DEO Sorong, Sabtu (7/6/2025) pagi.


Teriakan tersebut pecah ketika Menteri Bahlil Lahadalia melalui seorang utusan meminta perwakilan massa bertemu dengannya di kawasan bandara. 


Namun, situasi berubah saat massa hendak memasuki terminal bandara.


Pada pukul 07.02 WIT, Bahlil Lahadalia diketahui keluar melalui pintu belakang bandara, sehingga memicu kemarahan dan kekecewaan para demonstran.


Salah seorang pemuda adat Raja Ampat Uno Klawen menyebut tindakan Menteri Bahlil Lahadalia sebagai bentuk penipuan terhadap rakyat.


"Bahlil penipu, karena dia hanya menyebut satu perusahaan, yaitu PT Gag Nikel, padahal di Raja Ampat ada empat perusahaan besar yang beroperasi," ujar Uno.


Menurut Uno, selain PT Gag Nikel, tiga perusahaan lainnya yang masih beroperasi di wilayah Raja Ampat adalah adalah PT Kawei Sejahtera Mining, PT Anugerah Surya Pratama dan PT Mulya Raymon Perkasa.


Uno menilai sikap Bahlil Lahadalia yang menghindar dari massa dan tidak berani berdialog langsung sebagai bentuk ketidakjujuran serta ketidakpedulian terhadap aspirasi masyarakat adat.


"Kami sebagai anak adat Raja Ampat meminta negara jangan tutup mata terhadap permainan elit pusat. Alam kami dirusak dan dirampok atas nama pembangunan," tegasnya.


Aksi tersebut mencerminkan kekesalan warga adat atas kerusakan lingkungan yang terjadi akibat aktivitas tambang, dan harapan agar pemerintah lebih transparan serta berpihak pada kelestarian alam dan hak masyarakat lokal.


Sebelumnya sejumlah aktivis lingkungan yang tergabung dalam Koalisi Selamatkan Alam dan Manusia Papua menggelar aksi damai saat kunjungan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia di Bandara DEO Sorong, Sabtu (7/6/2025).


Berdasarkan pantauan, aksi tersebut berlangsung sekitar pukul 06.22 WIT saat rombongan Menteri Bahlil Lahadalia tiba di area bandara. 


Massa terlihat membawa spanduk dan pamflet dengan berbagai tulisan penolakan terhadap aktivitas pertambangan di wilayah Papua, khususnya di Kabupaten Raja Ampat.


Ketika Bahlil Lahadalia memasuki ruang transit bandara, massa langsung membentangkan spanduk di pintu kedatangan sekitar pukul 06.25 WIT. 


Mereka juga berorasi lantang, menuntut pencabutan izin konsesi tambang nikel di seluruh pulau-pulau di Raja Ampat.


Para aktivis membawa pamflet bertuliskan tagar #SaveRajaAmpat dan #PapuaBukanTanahKosong, yang mencerminkan keprihatinan mereka terhadap eksploitasi sumber daya alam yang dinilai merusak lingkungan dan mengancam hak-hak masyarakat adat.


Adapun tiga poin utama tuntutan yang disuarakan dalam aksi tersebut adalah:


  1. Mendesak pemerintah agar mencabut izin usaha pertambangan (IUP) di Kabupaten Raja Ampat secara permanen.
  2. Mendesak Pemerintah Provinsi Papua Barat Daya agar tidak mengeluarkan izin kelapa sawit di seluruh wilayah adat Papua Barat Daya.
  3. Menolak proyek strategis nasional (PSN) di wilayah Papua Barat Daya dan Tanah Papua secara keseluruhan.


👇👇




Sumber: Tribun

Komentar