Kiai Marzuki meyakini jam’iyyah Nahdlatul Ulama, tetap perkumpulan yang suci, penuh kemuliaan, dan keberkahan.
"Saya juga meyakini bahwa yang menjaga kemuliaan NU adalah warga jemaah yang dengan kesederhanaan, mereka mendedikasikan dirinya untuk agama, ilmu, kemashlahatan jemaah dan persaudaraan (ukhuwah) di lingkungan sekitar masing-masing."
"Jadi, penjaga NU berlapis hingga para sholihin yang tidak terendus gemerlap duniawi dan tidak terbaca radar AI," tutur Marzuki.
Namun, Kiai Marzuki geram lantaran semua kesucian, kemuliaan, dan keberkahan tadi terus menerus dirusak.
"Zionisme menembus benteng pertahanan PBNU. Zionisme masuk menyusuri pikiran petinggi PBNU dalam 14 tahun terakhir."
"Saya tidak akan menjelaskan detail dari peristiwa-peristiwa atau dokumen-dokumen yang patut dicurigai. Cukup bagi saya mengungkapkannya saja. Syukur bila pelaku dalam peristiwa itu memberikan klarifikasi," katanya.
Dari dua skandal yang dia maksud itu, Kiai Marzuki pun berharap PBNU menempuh dua mekanisme, yakni memohon maaf kepada warga jam’iyyah, kemudian mundur dan menyerahkan kepemimpinan kepada pemegang mandat jam’iyyah, dan kedua, memohon maaf kepada warga jam’iyyah, lalu mempercepat Muktamar untuk mempertanggungjawabkan mandat.
Sumber: JPNN
Artikel Terkait
3 Rute Alternatif Banjir Kaligawe Semarang 2025: Hindari Macet & Genangan 70 cm!
Dugaan Kekerasan Polisi Terhadap Buruh Makassar: Kronologi Penangkapan hingga Gugatan Praperadilan
PDIP Pertanyakan Logika Pengusulan Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Nasib Para Reformis Bagaimana?
Profesor Sindir Jokowi Soal Investasi Sosial Whoosh, Cuitan Viral hingga Netizen Tanya ke AI