GEMPAR! Istri Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir Esco, Apa Motif Briptu Rizka Bunuh Suami?

- Senin, 22 September 2025 | 06:50 WIB
GEMPAR! Istri Jadi Tersangka Pembunuhan Brigadir Esco, Apa Motif Briptu Rizka Bunuh Suami?

PARADAPOS.COM - Briptu Rizka Sintiyani resmi menjadi tersangka kasus pembunuhan suaminya, Brigadir Esco Faska Relly, anggota Intel Polsek Sekotong


Diketahui, Rizka merupakan polisi wanita (polwan) yang bertugas di Polres Lombok Barat (Lobar).


Hingga saat ini, polisi belum mengungkap terkait motif di balik kematian Brigadir Esco.


Kabid Humas Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Kombes Pol Mohammad Kholid membenarkan, pihaknya sudah melakukan gelar perkara terkait kasus kematian Brigadir Esco.


"Ya hasil gelar perkara penyidik menetapkan istrinya menjadi tersangka," kata Mohammad Kholid dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Jumat (19/9/2025).


Briptu Rizka merupakan warga asli Desa Jembatan Gantung, Kecamatan Lembar.


Sedangkan Brigadir Esco berasal dari Desa Bonjeruk, Kecamatan Jonggat, Lombok Tengah.


Mereka memiliki dua anak berusia tujuh tahun dan dua tahun.


Setelah Briptu Rizka dijadikan tersangka, kedua anak diserahkan ke orang tua Brigadir Esco.


Istri almarhum Brigadir Esco merupakan anggota kepolisian yang bertugas di Polres Lombok Barat.


Kasus kematian Brigadir Esco ini menjadi sorotan publik karena kematiannya yang dinilai tidak wajar.


Sebelumnya jenazah Brigadir Esco ditemukan dalam kondisi leher terikat tali di sebuah kebun kosong di kaki bukit yang lokasinya dekat dengan rumah Brigadir Esco di Desa Nyiur Lembang, Kabupaten Lombok Barat, NTB, pada Minggu (24/8/2025).


Ayah almarhum Brigadir Esco, Syamsul Herawadi menilai kematian anaknya janggal karena melihat bekas luka pada wajah dan tubuh korban.


Hasil otopsi pada jenazah korban menjelaskan bahwa motif kematian korban adalah pembunuhan, bukan bunuh diri.


Sebelum ditemukan meninggal dunia di kebun dekat rumahnya, keluarga sempat hilang kontak dengan Brigadir Esco.


Komunikasi terakhir dengan adik korban adalah 6 hari sebelum penemuan jenazah korban, saat itu Esco mengeluh sedang sakit asam lambung.


Kedua orang tua Esco sempat menjengguk ke rumah untuk melihat kondisi anaknya. Saat itu Esco mengaku sudah membaik dan akan piket pada hari Selasa.


Namun sejak Selasa malam selepas piket, Esco hilang kontak. Nomor HP yang biasa dihubungi tidak aktif dan tidak bisa dihubungi.


Ayah dan ibu Esco sempat melihat kondisi istri dan anak Esco di rumahnya Desa Nyiur Lembang, untuk menanyakan perkembangan keberadaan Esco.


Keluarga juga sudah mencari ke beberapa lokasi kemungkinan Esco berada, tetap tak kunjung ketemu.


Hingga pada Minggu (24/8/2025) siang, jenazah seorang pria ditemukan dengan leher terikat tali di kebun kosong tidak jauh dari rumah Brigadir Esco.


Setelah diidentifikasi, jenazah tersebut adalah Brigadir Esco yang beberapa hari hilang.



Ayah Brigadir Esco Sebut Pembunuhan Direncanakan


Ayah Brigadir Esco, Samsul Herawadi, menduga kasus pembunuhan telah direncanakan dan adanya rekayasa penemuan jasad.

Halaman:

Komentar