Potensi Anies Baswedan Reborn di Tengah Gejolak Politik

- Sabtu, 27 September 2025 | 06:20 WIB
Potensi Anies Baswedan Reborn di Tengah Gejolak Politik

Ketika kekuatan Jokowi terus melemah, siapa yang akan mengimbangi penguasa? Ini pertanyaan fundamental yang seringkali terabaikan oleh gemerlapnya eforia kekuasaan.


Hanya tinggal dua partai yang berada di luar kekuasaan yaitu Nasdem dan PDIP. Nasdem sepertinya sibuk dngan agenda jangka panjangnya.


Setidaknya untuk persiapan pemilu 2029. Dalam diamnya, Nasdem seperti sedang serius menyusun strategi untuk 2029. 


Sementara PDIP? Kita tunggu, tidak terlalu lama lagi PDIP kemungkinan akan menunjukkan wajah oposisionalnya setelah Budi Gunawan dicopot dari Menkopolhukam


PDIP sedang menunggu momentum yang tepat untuk kembali meramaikan arena publik. Saat ini, PDIP sedang “puasa bicara” dan mengumpulkan energi.


Di tengah kekosongan oposisi dengan diamnya Nasdem dan PDIP, siapa yang potensial untuk tampil?


Publik berharap Anies Baswedan mengambil peran oposisi. Anies adalah tokoh yang menjadi rival Prabowo di pilpres 2024


Anies masih memiliki basis massa yang solid dan solidaritas pendukungnya cukup kuat.


Fakta ini bisa dilihat dari animo publik yang selalu antusias di event-event yang dihadiri Anies. Panggung Anies masih terus hidup dengan menampilkan performence Anies layaknya seorang hero.


Hingga hari ini, Anies masih cukup konsisten untuk tetap kritis dan mengambil jarak dengan kekuasaan. Begitu juga dengan mayoritas para pendukungnya. 


Ormas “Gerakan Rakyat” adalah bentuk nyata dari solidaritas yang menunjukkan masih hidupnya panggung dan eksistensi Anies.


Konsistensi Anies dan pendukungnya dalam mengambil peran oposisi ini penting terutama pertama, untuk mengisi kekosongan dimana tidak ada lagi oposisi kritis kepada penguasa saat ini. Kedua, situasi Indonesia sedang tidak baik-baik saja.


Terutama soal ekonomi, dunia sedang mengalami guncangan. Turbulensi ekonomi juga terjadi di Indonesia. 


Daya beli rendah, begitu juga pertumbuhan ekonomi. Kondisi fiskal diragukan, meski Menkue Purbaya sedang giat bermanuver dengan mengeluarkan anggaran untuk belanja perbank-an.


Kebijakan menaikkan belanja untuk meyakinkan rakyat bahwa fiskal kita aman tampak paradoks ketika di sisi lain terjadi kebijakan efisiensi dan kondisi rupiah yang terus melemah. Ini bisa menjadi ancaman krisis.


Terjadinya pemangkasan besar-besaran Dana Bagi Hasil (DBH) untuk daerah. 


Baik untuk anggaran 2025, dan lebih parah lagi pemangkasan DBH tahun 2026 yang hampir 85 persen memperkuat pradoks itu.


Kondisi ekonomi dan moneter yang tidak sedang baik-baik saja berpotensi melahirkan resistensi. 


Jika ada salah kelola atau sedikit gejolak, maka sesuatu yang un-predictable bisa terjadi.


Disinilah kehadiran oposisi dibutuhkan untuk menjaga negara agar tidak lupa, lalu tersesat dan terdorong terciptanya gejolak sosial dan politik.


Jika terjadi gejolak, ini akan memberi ruang kembali kepada Anies untuk tampil. Anies masih dianggap tokoh yang diyakini mampu mengurus negara ini.


Di sisi lain, Anies dikenal sebagai icon perubahan dan tempat dimana publik Indonesia menaruh harapan dan optimismenya. ***

Halaman:

Komentar