Jika ini benar, maka ini adalah skandal penipuan besar yang melibatkan institusi Negara.
Jalan satu-satunya, Gibran dan Kementerian Dikdasmen HARUS menunjukkan Sertifikat kelulusan program UTS Insearch milik Gibran kepada publik, lalu Publik bisa meminta klarifikasi pihak UTS apakah sertifikat/ijazah tersebut betul-betul dikeluarkan oleh pihak UTS.
Dokumen kedua yang harus ditunjukkan Gibran dan Kementerian Dikdasmen ke publik adalah seluruh halaman paspor selama Gibran studi di Australia.
Ini salah satu persyaratan wajib yang harus diserahkan oleh seluruh WNI yang mengajukan penyetaraan pendidikan Luar Negeri.
Saya sendiri dua kali menjalani pengajuan penyetaraan pendidikan LN untuk ijazah S2 saya dari Wageningen University (Belanda) dan ijazah S3 saya dari University of Sydney (Australia).
Paspor semua halaman adalah berkas yang diminta Kementerian Pendidikan untuk menelisik apakah kita betul-betul berada di Negara penerbit ijazah selama durasi program pendidikan yang kita ikuti.
Ya, bagi rakyat jelata seperti saya, proses penyetaraan ijazah LN sangatlah ribet dan berliku-liku.
Padahal kita jungkir balik menjalani kuliah di Universitas-universitas terbaik dunia, bukan kuliah di kampus abal-abal yang rankingnya bahkan jauh di bawah ranking PTN Indonesia.
Tak sedikit putra-putri terbaik bangsa lulusan kampus top dunia macam Harvard, MIT, Oxford akhirnya memilih berkarir di LN karena tak sudi menjalani proses “humiliasi” penyetaraan ijazah oleh Kementerian Pendidikan RI.
“Kita diperlakukan seperti maling ijazah, lulusan kampus abal-abal. Sorry yeee. Mendingan kabur aja!”
Yah, namanya juga rakyat jelata. Tentu beda perlakuan dengan Anak Presiden.
[VIDEO]
Artikel Terkait
Fakta Gadai Mobil Pajero untuk Selamatkan Bilqis dari Suku Anak Dalam
Menteri Keuangan Purbaya Ungkap Modus Pencatutan Harga Impor: Barang Rp 45 Juta Dicatat Cuma Rp100 Ribu
Oknum Brimob Aniaya Mantan Pacar di Binjai: Kronologi & Proses Hukum Terbaru
Wamenag Zainut Tauhid Saadi Minta Gus Elham Hentikan Aksi Cium Anak Perempuan yang Viral