Pertama, perselisihan pendapat dengan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Perselisihan ini terjadi dalam rapat dengan Komisi X DPR RI, ketika Purbaya menyatakan bahwa APBN menanggung beban subsidi sekitar 70 persen untuk tabung LPG 3 kg. Tak lama kemudian, Bahlil membantah pernyataan itu dan menyebut bahwa Purbaya perlu beradaptasi sebagai menteri baru.
Kedua, rencana pengalihan dana program MBG (Mandi Cuci Kakus). Purbaya sempat mengumumkan rencananya untuk mengalihkan dana program MBG jika penyerapannya tidak maksimal. Padahal, program ini merupakan salah satu program prioritas pemerintah dengan alokasi anggaran yang sangat besar.
Publik Menunggu Dampak Nyata, Bukan Hanya Manuver
Terlepas dari pro dan kontra yang menyertai, Adi menekankan bahwa fokus utama seharusnya adalah dampak nyata dari kebijakan-kebijakan tersebut bagi masyarakat. Perdebatan dan manuver politik semestinya tidak menjadi pusat perhatian.
Yang paling dibutuhkan rakyat adalah hasil yang konkret dan manfaat yang signifikan, bukan sekadar kehebohan di permukaan. Pada akhirnya, kinerja dan outcome-lah yang akan berbicara.
Sumber: https://rmol.id/read/2025/10/16/683370/rakyat-butuh-dampak-nyata-bukan-manuver-menkeu-purbaya-
Artikel Terkait
Xpose Trans7 Dilaporkan ke Polisi UU ITE, Dituding Hina Santri dan Kiai
Mahfud MD Endus Pelanggaran Hukum di Proyek IKN: Pemerintah Diminta Bongkar Penyimpangan!
41 Tempat Hiburan Malam di Serpong Digerebek Satpol PP, Kondom dan Miras Disita!
Santri Geruduk Kantor Trans7 Tuai Kecaman dari Pengurus PWI-LS