Proyek KCJB disebut sebagai "jebakan utang China" yang penuh kejanggalan. Syahganda mengungkapkan, proposal awal kereta cepat justru berasal dari Jepang yang telah menyelesaikan studi kelayakan. Namun, tiba-tiba China masuk dengan proposal yang dianggap lebih murah, namun tanpa proses transparan.
Kritik Lingkungan dan Isu Keamanan di Halim
Kritik terhadap proyek ini bukan hal baru. Menteri Koperasi Ferry Juliantono, yang dulu menjabat Ketua Gerindra Jawa Barat, tercatat kerap menolak proyek ini karena dinilai merusak lingkungan. Selain itu, muncul pertanyaan geopolitik mengenai pemilihan titik akhir di Halim, markas elit TNI AU, yang memicu spekulasi soal kepentingan intelijen China.
Syahganda menegaskan bahwa segala peringatan dan nasihat kepada Jokowi sebenarnya sudah disampaikan jauh-jauh hari. "Pengamat sudah menasihati, tapi Pak Jokowi tidak mau dinasihati," pungkasnya.
Artikel Terkait
Gadis 16 Tahun di Blora Diduga Jadi Korban Salah Sasaran Polisi: Kronologi Lengkap & Dugaan Pelanggaran Prosedur
Kebakaran Terra Drone 2025: Kaitan Maut dengan Pemetaan Sawit Ilegal dan Bencana Sumatera
Visa Kartu Emas AS 2024: Biaya 1 Juta Dolar, Syarat, dan Kontroversi Imigrasi Berbayar
Kecelakaan Mobil MBG di SDN Kalibaru: BGN Tanggung Biaya Perawatan 21 Korban