Konspirasi Freeport dan Geopolitik Irian Barat: Pengakuan Mantan Menteri ESDM
Mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Arcandra Tahar, mengungkap fakta mengejutkan terkait polemik PT Freeport Indonesia. Menurutnya, persoalan Freeport tidak lepas dari konteks geopolitik sejarah bergabungnya Irian Barat ke Republik Indonesia.
Pengungkapan ini disampaikan Arcandra dalam diskusi bersama sejarawan Indra J Piliang dan wartawan senior Darmawan Sepriyossa di kanal YouTube Forum Keadilan TV, Selasa, 21 Oktober 2025.
Masa Berlaku Kontrak Freeport dan Pasal Kontroversial
Arcandra menjelaskan logika dasar kontrak investasi Freeport. "Strategi kita sebagai negara, sewaktu kita undang FDI (Foreign Direct Investment) masuk ke Indonesia, dia investasi kemudian kita kasih kontrak. Kontrak terakhir Freeport itu, kita tanda-tangan waktu zaman saya itu tahun 1991. Dan 30 tahun dari 1991 adalah tahun 2021, dia harus berakhir 2021," ujarnya.
Namun, ada pasal dalam perjanjian yang menjadi ganjalan. "Ada pasal dalam perjanjian yang menyatakan jika Freeport ingin mengajukan perpanjangan kontrak maka tidak boleh ditolak," tambahnya.
Kaitan dengan Geopolitik Irian Barat
Arcandra kemudian menyinggung kaitan persoalan ini dengan sejarah integrasi Irian Barat. "Kalau kita bicara tentang dokumen-dokumen tadi, apakah ini bagian dari geopolitik energi sewaktu Irian Barat balik ke Indonesia, apakah itu semata-mata perjuangan Indonesia atau, coba kita lihat lagi, ada campur tangan UN (PBB) di situ," jelasnya.
Artikel Terkait
Bahlil Klaim Listrik Aceh Pulih 97%, Warga Protes: Faktanya Masih 60% Gelap Gulita!
Kronologi Lengkap Mobil MBG Tabrak Siswa di Cilincing: Kecepatan 19,7 Km/Jam dan Sopir Salah Injak Pedal
Gadis 16 Tahun di Blora Diduga Jadi Korban Salah Sasaran Polisi: Kronologi Lengkap & Dugaan Pelanggaran Prosedur
Kebakaran Terra Drone 2025: Kaitan Maut dengan Pemetaan Sawit Ilegal dan Bencana Sumatera