Ia menjelaskan bahwa pengembangan kawasan di sekitar stasiun pemberhentian Whoosh akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Hal ini dianggap sebagai langkah penting yang perlu dilakukan ke depan untuk memaksimalkan dampak positif proyek infrastruktur ini.
Jokowi: Whoosh adalah Layanan Publik, Bukan Cari Laba
Sebelumnya, Presiden Jokowi menekankan bahwa prinsip dasar transportasi massal seperti Whoosh adalah sebagai layanan publik. Pembangunannya bukan semata untuk mencari laba, melainkan sebagai investasi publik untuk mengatasi masalah kemacetan dan kerugian ekonomi.
Jokowi mengungkapkan bahwa kemacetan di wilayah Jakarta, Jabodetabek, dan Bandung telah mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar, mencapai lebih dari Rp100 triliun setiap tahunnya. Oleh karena itu, kehadiran Whoosh menjadi solusi jangka panjang untuk masalah tersebut.
Dengan adanya kereta cepat ini, diharapkan tidak hanya efisiensi waktu perjalanan yang meningkat, tetapi juga stimulasi pertumbuhan ekonomi di kawasan yang dilintasinya.
Artikel Terkait
Kasus Ijazah Jokowi: 4 Tahap Penyelesaian & Analisis Hukum Menurut Pengamat
4 Tahap Penyelesaian Kasus Ijazah Jokowi & Analisis Hukum Mahfud MD
Banjir Bandang Aceh Tamiang 2025: Permukiman Hilang Tertimbun Kayu Gelondongan
Pencabutan Izin Tambang di Indonesia: Redistribusi Konsesi atau Solusi Lingkungan?