Sumber Pembiayaan Whoosh
Pembangunan proyek Kereta Cepat Whoosh didanai dari pinjaman China Development Bank sebesar 75%, sementara 25% merupakan setoran modal pemegang saham dari PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia dan Beijing Yawan HSR Co. Ltd.
Kompetisi China vs Jepang
China bukan satu-satunya negara yang berminat dalam pembangunan proyek ini. Sebelumnya, pemerintah melakukan studi kelayakan dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) untuk kereta semi cepat Jakarta-Surabaya.
Jepang menawarkan pinjaman dengan masa waktu 40 tahun dan bunga hanya 0,1% per tahun, sementara China menawarkan pinjaman US$ 5,5 miliar dengan jangka waktu 50 tahun dan bunga 2% per tahun.
Alasan Pemilihan China
Setelah evaluasi oleh Boston Consulting Group, pemerintah akhirnya memilih China. Keputusan ini terutama karena China bersedia menggarap proyek dengan skema business to business tanpa jaminan pemerintah, sementara Jepang meminta jaminan dari pemerintah Indonesia.
Status Terkini Penyidikan KPK
Jubir KPK Budi Prasetyo membenarkan pihaknya sedang mengusut dugaan kasus terkait proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung Whoosh. Saat ini proses masih berada dalam tahap penyelidikan awal.
Artikel Terkait
SMA Kemala Bhayangkara: Cetak Generasi Emas 2045 dengan Kurikulum IB & Nilai Kebangsaan
Gempa M 6,8 Guncang Maluku Tenggara Barat, BMKG: Tidak Berpotensi Tsunami
3 Jalur Alternatif ke Salatiga yang Bebas Macet & Pemandangannya Memukau
Gempa M 6,8 Guncang Tanimbar Maluku, Terasa hingga Papua: Ini Data dan Imbauan BMKG