Sejarah Pasar Kembang Jogja: Dari Pasar Bunga Hingga Kawasan Legendaris
Sejarah Pasar Kembang Jogja menceritakan transformasi Yogyakarta sebagai kota budaya yang dinamis. Kawasan yang akrab disebut Sarkem ini menyimpan kisah berlapis mulai dari pasar bunga tradisional hingga pusat kehidupan malam legendaris. Perjalanan panjang Pasar Kembang Jogja mencerminkan kemampuan masyarakat beradaptasi dengan perubahan zaman.
Asal Usul Nama Pasar Kembang Jogja
Pada era kolonial Hindia Belanda, kawasan ini dikenal dengan nama Balokan - tempat penyimpanan balok kayu untuk bantalan rel kereta api. Lokasinya yang strategis di dekat Stasiun Tugu membuat kawasan ini ramai dikunjungi pekerja, pedagang, dan pelancong. Seiring waktu, masyarakat mulai berjualan bunga untuk kebutuhan upacara adat, penghormatan makam, dan kegiatan keagamaan. Dari aktivitas inilah nama Pasar Kembang yang berarti "pasar bunga" muncul, sama sekali tidak berkaitan dengan hiburan malam.
Transformasi Menjadi Kawasan Sarkem
Berdasarkan penelitian Universitas Gadjah Mada, perubahan fungsi Pasar Kembang mulai terjadi ketika Yogyakarta mengalami pertumbuhan penduduk dan mobilitas tinggi akibat pembangunan jalur kereta api. Kedatangan para pendatang memicu kebutuhan akan tempat hiburan dan penginapan. Kawasan Pasar Kembang berkembang menjadi pusat hiburan malam dengan ekosistem sosial yang kompleks, melibatkan pedagang, pekerja hiburan, sopir becak, dan warga sekitar.
Artikel Terkait
PNS dan Anak Tembak Mati Tetangga di Muba, Kronologi Pembunuhan Sadis yang Gegerkan Warga
Busa Hitam Berbau Asam Subang Diduga Limbah Pabrik, Warga Panik!
Evakuasi Dramatis Pria Obesitas di Sungai Surabaya, Terseret Arus Usai Kecelakaan Motor
Prabowo Tegaskan Kebijakan Perumahan Pro-Rakyat, Capai 205 Ribu Unit Rumah Subsidi!