Beberapa program utama yang dijalankan meliputi:
- Penguatan pasar domestik dan peningkatan penggunaan produk dalam negeri (P3DN)
- Pengendalian impor selektif dan jaminan energi industri yang kompetitif
- Perpanjangan Program Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT) bagi tujuh sektor industri
- Fasilitasi sertifikasi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN)
- Penguatan struktur industri berbasis sumber daya lokal
Kinerja Subsektor Industri
Dari 23 subsektor industri pengolahan yang dianalisis, sebanyak 22 subsektor mengalami ekspansi dengan kontribusi 98,8 persen terhadap PDB industri pengolahan nonmigas Triwulan II-2025. Satu-satunya subsektor yang mengalami kontraksi adalah Industri Tekstil (KBLI 13), yang masih terdampak pelemahan konsumsi dalam negeri dan tekanan impor benang serta kain.
Komponen Pembentuk IKI
Peningkatan IKI Oktober 2025 ditopang oleh menguatnya permintaan yang tercermin pada variabel pesanan baru naik 1,46 poin menjadi 55,25, serta persediaan yang tetap ekspansif di level 56,52. Namun, variabel produksi masih berada pada fase kontraksi di angka 48,57, menunjukkan pelaku industri masih berhati-hati dalam menambah output produksi.
Prospek Sektor Manufaktur
Dengan kinerja industri yang tetap ekspansif dan optimisme pelaku usaha yang terus meningkat, sektor manufaktur diyakini akan semakin berperan sebagai motor penggerak pertumbuhan ekonomi nasional dan penyerapan tenaga kerja pada periode mendatang.
Artikel Terkait
Trump Bantah Rencana Serangan Militer AS ke Venezuela: Fakta dan Latar Belakang
Timnas Futsal Indonesia Vs Australia 2025: Jadwal, Live Streaming, dan Strategi Souto
Amman Mineral Kantongi Izin Ekspor 480.000 Ton Konsentrat Tembaga Hingga 2026
PNM Raih Penghargaan Inovasi Keuangan Berkelanjutan di CNN Indonesia Awards 2025, Apa Itu Orange Bonds?