Laba HSBC Anjlok 14% di Kuartal III 2025, Terbebani Rugi USD 1,1 Miliar dari Kasus Madoff

- Selasa, 28 Oktober 2025 | 08:50 WIB
Laba HSBC Anjlok 14% di Kuartal III 2025, Terbebani Rugi USD 1,1 Miliar dari Kasus Madoff

Laba HSBC Turun 14% di Kuartal III 2025, Terbebani Kasus Hukum Madoff

HSBC melaporkan penurunan laba sebelum pajak sebesar 14 persen pada kuartal III tahun 2025. Raksasa perbankan global ini mengalami tekanan finansial akibat putusan hukum terkait skema penipuan investasi besar-besaran yang dilakukan oleh Bernard Madoff.

Dampak Kasus Hukum Madoff pada Keuangan HSBC

Bank HSBC bertindak sebagai penyedia layanan untuk sejumlah investor di Bernard L Madoff Investment Securities LLC. Gugatan hukum yang diajukan oleh Herald Fund SPC terhadap unit HSBC di Luksemburg pada tahun 2009 akhirnya berujung pada kekalahan di pengadilan. Akibatnya, HSBC terpaksa menyisihkan dana sebesar USD 1,1 miliar untuk menutupi kewajiban restitusi aset yang hilang dalam salah satu skema penipuan investasi terbesar dalam sejarah dunia.

Kinerja Keuangan HSBC Kuartal III 2025

Meskipun menghadapi tantangan hukum, HSBC berhasil mencatatkan laba sebesar USD 7,3 miliar pada kuartal III 2025. Di sisi lain, pendapatan bank justru menunjukkan tren positif dengan peningkatan sebesar lima persen menjadi USD 17,8 miliar. Pertumbuhan pendapatan ini terutama didorong oleh aktivitas nasabah yang lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Pandangan Eksekutif dan Prospek Pasar Global

CEO HSBC Georges Elhedery dalam laporannya kepada Bursa Efek Hong Kong mengakui bahwa putusan hukum terkait masalah masa lalu mempengaruhi kinerja kuartal ini. Namun demikian, Elhedery menekankan bahwa strategi perusahaan tetap berjalan sesuai tujuan.

HSBC juga memberikan analisis mengenai kondisi ekonomi global yang dinilai menunjukkan ketahanan dan terus tumbuh, meskipun dihadapkan pada kebijakan perdagangan Amerika Serikat yang tidak dapat diprediksi. Bank ini memberikan peringatan khusus mengenai kondisi real estat komersial di China yang masih menantang, di mana stimulus pemerintah belum berhasil memicu peningkatan signifikan dalam sentimen pembeli.

Komentar