Kritik Agus Pambagio: UI Bukan Perusahaan, Tolak Corporate Culture untuk Dekan

- Kamis, 06 November 2025 | 02:25 WIB
Kritik Agus Pambagio: UI Bukan Perusahaan, Tolak Corporate Culture untuk Dekan

Agus memperingatkan bahwa meniru gaya korporasi berisiko mengalihkan fokus dari peningkatan kualitas akademik. Praktik ini justru dapat memperkuat budaya transaksional yang sedang disorot publik.

"Kita kan ini selalu mengikuti kata bos kan atau kata pimpinan, nah kalau misalnya pimpinan kita milihnya dengan transaksional, pasti dibawahnya juga pakai transaksi," ungkapnya.

Ia menegaskan pentingnya netralitas kampus dan pembiayaan dari negara. "Jadi UI harus netral dan dibiayai negara, jangan cari duit seperti korporasi."

Solusi: Tambah Dana Pendidikan

Solusi utama yang ditawarkan Agus adalah meningkatkan dana pendidikan dari pemerintah. Langkah ini penting untuk menghindari praktik universitas yang berubah menjadi korporasi.

"Ya seharusnya ngajar aja, tidak usah berpikir cari uang... Dan yang penting kan memang negara harus nambah dana itu," pungkasnya, menekankan bahwa konsentrasi dekan seharusnya pada pengembangan program studi.

Pandangan Rektor UI: Corporate dan Academic Culture

Sebelumnya, Rektor UI Heri Hermansyah menyatakan bahwa UI merupakan universitas research and entrepreneur. Dalam visinya, hubungan antara rektor dan dekan mencakup dua aspek, salah satunya adalah corporate culture.

Heri mendefinisikan corporate culture untuk dekan sebagai kemampuan managerial yang bagus dan spirit entrepreneur untuk meningkatkan pendapatan serta kerjasama di fakultas.

"Nah gabungan dua hal inilah bagaimana seorang dekan bisa memiliki karakter dan mampu me-manage fakultasnya. Seperti corporate tapi juga mereka tetap bisa menjaga kualitas akademiknya. Jadi gabungan antara corporate culture dan academic culture," kata Heri.

Halaman:

Komentar