"Antara lain, ada 200 lebih perusahaan yang pemiliknya adalah orang-orang yang jahat dan kami menduga mereka-mereka ini yang menyebar fitnah ini," tegas Hashim.
Peran Influencer dan Bot Media Sosial dalam Menyebarkan Fitnah
Hashim juga menyoroti peran media sosial dalam menyebarkan isu ini. Ia menyebut bahwa fitnah tersebut diperkuat oleh sejumlah influencer dan akun bot yang diduga dibayar untuk menyerang martabat Presiden dengan narasi kepemilikan lahan sawit di daerah rawan bencana.
"Kita sudah lihat dan indikasi mereka yang membayar. Mereka yang membayar influencer-influencer atau bot-bot yang ada di sosial media," tuturnya.
Komitmen Pemerintah dan Penutupan PT Toba Pulp Lestari
Di akhir pernyataannya, Hashim menegaskan komitmen pemerintah untuk terus mendengarkan aspirasi masyarakat, khususnya terkait perlindungan kawasan hutan. Ia menyebut contoh operasional PT Toba Pulp Lestari (TPL) di Sumatera Utara yang telah ditutup sementara.
"Saya yakin pemerintah nanti akan betul-betul perhatikan... pabrik Toba Pulp Lestari yang saya dengar sudah ditutup sementara, mudah-mudahan semoga akan ditutup selama-lamanya," tandas Hashim Djojohadikusumo.
Artikel Terkait
Pengakuan Yusril Ihza Mundur Demi Gus Dur Jadi Presiden 1999: Fakta Sejarah Terungkap
Bupati Bekasi Ade Kuswara Ditahan KPK, PDIP Sindir Elite Mencla-Mencle
Presiden Prabowo Tegaskan Menteri Harus Setia pada Rakyat, Bukan Individu: Benny K Harman Tanggapi
Gatot Nurmantyo Kritik Perpol 10/2025: Dinilai Bentur UU dan Bentuk Superbodi Polri