“Justru sebaliknya, rakyat semakin melihat pernyataan maaf Jokowi sebagai puncak dari ekspresi kebohongan jelang lengser dari kekuasaan,” jelasnya.
“Bagaimana mungkin Jokowi yang berbakat dan hobi berbohong seketika berbalik menjadi pribadi yang jujur? Itu mustahil dan hanyalah intrik politik pencitraan,” tegas dia.
Masih kata Faizal, Jokowi sadar bahwa dirinya kelak turun dari kekuasaan akan menuai banyak tuntutan. Dengan demikian, berbagai elemen rakyat makin bersuara keras mendesak dirinya diadili.
Menurutnya, hal itu membuat Jokowi sangat ketakutan dan berupaya menggunakan modus basa-basi pidato permohonan maaf sebagai jurus tipu-menipu di ujung kekuasaannya.
“Watak kebohongan Jokowi adalah akar masalah dan telah menimbulkan daya rusak dalam bernegara. Tidak bisa dihapus dengan kebohongan melalui drama permohonan maaf. Itu modus perilaku jahat dan licik,” pungkasnya.
Sumber: RMOL
Artikel Terkait
Budi Arie Setiadi Pilih Gerindra, Tanda Jauh dari Jokowi? Ini Kata Pengamat
Elektabilitas Gerindra Anjlok? Analisis Dampak Masuknya Budi Arie & Projo
Rumah Pensiun Jokowi di Karanganyar: Nilainya Tembus Rp200 Miliar?
Roy Suryo Investigasi Ijazah Gibran di UTS Sydney: Fakta & Kejanggalan Terungkap