Dikecam Usai Masukkan Belasan Kader PSI di Proyek Kehutanan, Raja Juli Cuek Pilih Belanja ke Pasar, Publik Geram: Pejabat Sampah!

- Senin, 10 Maret 2025 | 08:50 WIB
Dikecam Usai Masukkan Belasan Kader PSI di Proyek Kehutanan, Raja Juli Cuek Pilih Belanja ke Pasar, Publik Geram: Pejabat Sampah!


“Pejabat sampah ya gini. Pamer-pamer video belanja sementara persoalan pengangkatan kader-kader PSI dia ajakannya dari kritik masyarakat,” tulisnya dikutip Senin (10/3/2025).


Ia menyebut Raja Juli tidak peduli terhadap kritikan yang diberikan kepadanya.


Dan hanya berfokus untuk memamerkan kehidupannya sebagai salah satu pejabat negara.


“Dia tak perduli kritik dan dia hanya perduli pada pamer kehidupannya sebagai pejabat,” tuturnya.


tags2


Dikecam Anggota DPR


Sementara itu, Anggota Komisi IV DPR RI Bambang Purwanto mengkritik langkah Menteri Kehutanan (Menhut) Raja Juli Antoni yang menempatkan kader Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dalam jajaran pengurus Indonesia’s Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.


Bambang menilai keputusan tersebut tidak profesional dan berpotensi mencederai prinsip meritokrasi dalam pengisian jabatan di lembaga pemerintahan. 


Sehingga, yang dirugikan nantinya adalah Presiden Prabowo Subianto, karena akan dinilai masyarakat, yakni kinerja pemerintahannya yang tak optimal. 


"Ini enggak benar. Kasihan Presiden (Prabowo) kalau menterinya seperti ini. Memang tidak ada larangan, tapi ini sudah kebablasan, benar-benar aji mumpung," ujar Bambang  kepada wartawan, Sabtu (8/3/2025).


Bambang menyebut, FOLU Net Sink 2030 adalah organisasi yang berperan penting dalam program pengurangan emisi dan pengendalian perubahan iklim.


Oleh karena itu, posisi di dalamnya harus diisi oleh orang-orang yang memiliki kompetensi dan pengalaman di bidang kehutanan dan lingkungan hidup.


"Struktur FOLU harus diisi oleh orang-orang profesional, bukan sembarangan. Sekalipun tidak menggunakan dana APBN, tetap harus berdasarkan sistem meritokrasi," ujarnya. 


Menurut Bambang, jika pengisian jabatan di FOLU lebih didasarkan pada afiliasi politik daripada kompetensi, maka program-program strategis yang dijalankan berisiko tidak berjalan optimal.


tags3


Sumber: Tribun

Halaman:

Komentar