“Rakyat sudah menerima bahwa Gibran adalah wakil presiden, tetapi jika Prabowo terus pasang badan untuk melindungi Jokowi, ini bisa menjadi persoalan serius,” ungkapnya.
Ia menilai bahwa jika Prabowo benar-benar ingin menunjukkan komitmennya dalam memberantas korupsi, maka ia harus berani mengambil langkah konkret untuk melepaskan diri dari bayang-bayang pemerintahan sebelumnya.
Publik menunggu keputusan besar dari Prabowo, terutama dalam menangani dugaan korupsi yang menyeret nama-nama besar di era Jokowi.
Situasi ini semakin kompleks dengan semakin masifnya kritik di media sosial.
Berbagai meme, kartun satire, hingga tagar-tagar viral menjadi indikasi kuat bahwa rakyat ingin melihat perubahan nyata.
“Kritik terhadap Jokowi sudah massif di media sosial, dan kini mulai mengarah ke Prabowo. Ini menunjukkan bahwa rakyat tidak ingin sekadar pergantian presiden, tetapi juga perubahan yang fundamental,” tambah Rocky.
Ia juga menyoroti bahwa semakin lama Prabowo menunda tindakan tegas, semakin besar potensi kekecewaan rakyat.
Jika kondisi ini terus berlarut, bukan tidak mungkin Prabowo akan kehilangan kepercayaan publik sebelum benar-benar memulai kepemimpinannya secara efektif.
“Jika Prabowo benar-benar ingin mencatatkan namanya dalam sejarah sebagai pemimpin yang membawa perubahan, maka ia harus berani mengambil keputusan besar.
Publik ingin melihat bahwa pemberantasan korupsi tidak sekadar retorika, tetapi tindakan nyata yang menyasar semua pihak tanpa pandang bulu, termasuk orang-orang yang berada di lingkaran kekuasaan sebelumnya,” pungkas Rocky.
Sumber: Herald
Artikel Terkait
Dukungan Pemerintah Rp 57 Juta/Tahun untuk Keluarga 10 Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Gus Dur & Soeharto
Prabowo Beri Julukan Don Si Kancil ke Dasco & Pesan Legacy untuk Kader Gerindra
Roy Suryo Diperkirakan Lanjut ke Pengadilan Terkait Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Jusuf Kalla Buka Suara Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Kita Harus Terima Kenyataan