Keinginan SBY untuk melukis menjadi terganggu karena kabar mengenai kebijakan Trump itu. Di saat ini lah SBY menceritakan momen dia mengatakan hati-hati dalam bicara.
"Di tengah malam saya memanggil staf saya, coba saya ingin menulis sesuatu. Tidak akan saya lepas dalam bentuk tweet, karena saya tahu sebagai seorang yang pernah memimpin negeri ini, saya harus hemat bicara dan berhati-hati dalam bicara," ujar SBY dalam momen itu.
SBY mengatakan sebagai seseorang yang pernah menduduki jabatan Presiden RI setiap perkataannya kepada publik harus benar. Menurutnya, itu adalah etika seorang pemimpin.
"Saya akan memastikan setiap yang saya sampaikan politik correct dan itu bagi saya etika," katanya.
"Di tulislah tujuh butir bagaimana sebaiknya Indonesia menyikapi yang baru saja disampaikan oleh Presiden Donald Trump," imbuhnya.
Setelah SBY mengatakan itu, Direktur Eksekutif The Yudhoyono Institute (TYI) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) buka suara terkait maksud dari pernyataan SBY.
Menurut AHY, hal seperti irit bicara itu dilakukan lantaran SBY menghormati Presiden Prabowo Subianto.
"Yang dimaksud SBY lebih hemat berbicara apalagi menyampaikan statement secara publik. Kenapa? Karena dia sangat menghormati Bapak Presiden Prabowo Subianto," kata AHY usai acara Panel Discussion.
AHY mengatakan, SBY mengetahui persis bagaimana rasanya mengemban tugas menjadi Presiden Indonesia.
AHY bilang tugas tersebut tidak mudah, karena Indonesia memiliki luasan wilayah yang besar. Terlebih lagi adanya tantangan global yang saat ini terjadi.
"Beliau tau persis bahwa tidak mudah memimpin negeri sebesar Indonesia di tengah-tengah badai dan tantangan global yang juga menuntut kebijaksanaan, termasuk juga langkah-langkah kepemimpinan yang strategis dan juga berdampak positif langsung kepada masyarakat kita," katanya.
AHY juga mengatakan irit bicaranya SBY tersebut tak lain tidak ingin pendapatnya disalahartikan.
Sehingga AHY bilang, selama ini SBY lebih sering memberikan masukan-masukan langsung kepada pemerintah.
Sumber: Fajar
Artikel Terkait
Putusan MKD: Sahroni, Eko Patrio, dan Nafa Urbach Kena Sanksi Nonaktif, Adies Kadir & Uya Kuya Diaktifkan
Mahfud MD Kritik Sri Mulyani Soal Kasus TPPU Rp 349 Triliun: Dinilai Protektif ke Pegawai
MKD Hentikan Perkara 5 Anggota DPR, Termasuk Ahmad Sahrani dan Uya Kuya, Ini Penyebabnya
Projo Hapus Wajah Jokowi di Logo: Analis Sebut Strategi Akal-Akalan yang Telat