"Segitunya membela tambang. Semoga makin banyak orang yang terbuka mata, pikiran, dan kepeduliannya terhadap lingkungan," tulis salah satu pengguna X.
Kritik lain juga diarahkan pada peran ormas keagamaan yang kini justru diberikan kewenangan untuk mengelola tambang.
"Lagian, ormas keagamaan malah dikasih wewenang ngurus bisnis tambang, yang jelas-jelas merusak alam dan memicu konflik sosial," ujar netizen lain.
Beberapa netizen bahkan menyayangkan posisi Gus Ulil sebagai tokoh agama yang justru mempersempit isu lingkungan menjadi sekadar debat ideologis.
"Ulil sedang mencoba mengalihkan isu lingkungan dengan mempersempitnya jadi perdebatan ide. Padahal, masalah lingkungan itu fakta empiris: hutan jadi gundul, laut jadi keruh," sahut yang lain.
👇👇
HAH pic.twitter.com/lTjxRWaBmw
Sebelumnya, Gus Ulil menuai kontroversi lantaran menyebut beberapa kelompok lingkungan sebagai wahabi lingkungan.
Menurutnya, istilah itu merujuk pada sikap ekstrem yang menolak segala bentuk kompromi.
Gus Ulil menilai bahwa pendekatan yang hanya menggaungkan wokisme dan alarmisme global tidak sehat.
Dia mengusulkan konsep "reasonable environmentalist" atau aktivisme lingkungan yang menurutnya lebih rasional.
Sementara itu, banyak aktivis lingkungan dan akademisi menyatakan keberatan atas framing yang disampaikan Gus Ulil.
Mereka menilai pelabelan seperti oligarki lingkungan atau wahabi lingkungan justru melemahkan perjuangan yang berangkat dari kenyataan di lapangan.
Kelompok yang dimaksud Gus Ulil adalah Greenpeace dan WALHI, yang sebelumnya sangat vokal terhadap ancaman kerusakan lingkungan di Raja Ampat akibat tambang nikel.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Hoaks! Tangkapan Layar WA Hasto PDIP Soal Soeharto Terbongkar Palsu
Dukungan Pemerintah Rp 57 Juta/Tahun untuk Keluarga 10 Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Gus Dur & Soeharto
Prabowo Beri Julukan Don Si Kancil ke Dasco & Pesan Legacy untuk Kader Gerindra
Roy Suryo Diperkirakan Lanjut ke Pengadilan Terkait Kasus Ijazah Palsu Jokowi