Mantan Rektor UGM Ragukan Keaslian Ijazah Jokowi!

- Minggu, 22 Juni 2025 | 07:10 WIB
Mantan Rektor UGM Ragukan Keaslian Ijazah Jokowi!




PARADAPOS.COM - Persoalan keaslian ijazah Presiden Joko Widodo merupakan persoalan serius yang perlu diuji secara terbuka jika mantan Presiden itu tetap berkeras tidak ingin menunjukkan ijazahnya kepadanya.


Pasalnya, kejanggalan demi kejanggalan, kini tidak hanya menjadi pertanyaan publik, tetapi juga Mantan Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dr. Sofian Effendi.


Rektor Universitas Gadjah Mada (UGM) pada periode 2002 hingga 2007 membeberkan lima kejanggalan serius yang menurutnya patut dipertanyakan terkait ijazah Jokowi sebagai lulusan Fakultas Kehutanan UGM.


1. Format Ijazah Tidak Sesuai Era Wisuda


Prof. Sofian menilai salinan ijazah Jokowi berbeda dari dokumen resmi milik wisudawan seangkatan.


Ia mencatat adanya keanehan pada format, kop, dan struktur penulisan yang tidak lazim dan tidak sesuai dengan standar ijazah UGM kala itu.


2. Foto Ijazah Bukan Wajah Jokowi


Menurutnya, foto pada fotokopi ijazah Jokowi memperlihatkan sosok yang berbeda dengan wajah asli Jokowi.


“Ini bukan kesalahan biasa, melainkan menyangkut keaslian identitas akademik,” ucapnya kepada media, Sabtu 21 Juni 2025.


3. Tidak Ada Bukti Kehilangan Ijazah Asli


Ia juga mempersoalkan ketiadaan dokumen kehilangan ijazah asli. 


Padahal, menurut aturan, UGM hanya dapat mengeluarkan salinan ijazah atau surat pengganti jika ada laporan kehilangan resmi dari pihak pemilik.


4. Skripsi Tanpa Tanda Tangan Pembimbing


Skripsi Jokowi juga dinilai bermasalah. Prof. Sofian mengatakan bahwa dokumen skripsi tersebut tidak memuat tanda tangan dosen pembimbing yang seharusnya mengesahkan karya ilmiah mahasiswa.


5. Reputasi UGM Dipertaruhkan


Ia menyayangkan sikap diam UGM yang dianggapnya permisif terhadap kontroversi ini. 


Menurutnya, diamnya pihak kampus dapat mencoreng integritas akademik dan memunculkan anggapan bahwa institusi tunduk pada tekanan kekuasaan.


“Pernyataan ini saya sampaikan sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap institusi pendidikan. Kampus tidak boleh membiarkan kejanggalan ini berlalu tanpa klarifikasi,” tegas Prof. Sofian.


Hingga saat ini, belum ada pernyataan resmi dari Universitas Gadjah Mada menanggapi kritik Prof. Sofian Effendi.


Sumber: Sawitku

Komentar