Dua kasus yang paling mengguncang dunia adalah pemakzulan Fernando Collor de Mello pada tahun 1992 atas tuduhan korupsi, dan yang lebih baru, penggulingan Dilma Rousseff pada tahun 2016.
Pemakzulan Rousseff, yang dipicu oleh tuduhan memanipulasi anggaran negara, terjadi di tengah skandal korupsi "Operasi Lava Jato" yang masif dan gelombang protes jutaan rakyat di jalanan.
Di belahan dunia lain, Korea Selatan menunjukkan wajah pemakzulan yang berbeda.
Di negara ini, proses pemakzulan seringkali didorong oleh kekuatan rakyat yang luar biasa.
Pemakzulan Presiden Park Geun-hye pada tahun 2017 adalah puncaknya.
Ia digulingkan setelah jutaan warga Korea Selatan turun ke jalan selama berbulan-bulan dalam "protes cahaya lilin" untuk menuntutnya mundur akibat skandal korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan yang melibatkan teman dekatnya.
Sebelumnya, Presiden Roh Moo-hyun juga pernah dimakzulkan oleh parlemen pada 2004, meskipun putusan itu kemudian dibatalkan oleh Mahkamah Konstitusi.
Lalu, bagaimana dengan Amerika Serikat, negara yang mempopulerkan istilah impeachment?
Meskipun prosesnya sangat terkenal, AS justru menjadi anomali. Sepanjang sejarahnya, tidak ada satu pun presiden AS yang pernah berhasil diberhentikan dari jabatannya melalui proses pemakzulan.
Tiga presiden—Andrew Johnson, Bill Clinton, dan Donald Trump (dua kali)—dimakzulkan oleh Dewan Perwakilan Rakyat, namun semuanya dibebaskan oleh Senat.
"Sistem di Amerika Serikat sengaja dirancang dengan ambang batas yang sangat tinggi untuk pemberhentian, yakni dukungan dua pertiga suara di Senat. Para pendiri negara khawatir pemakzulan akan digunakan sebagai alat partisan," kata Dr. Helena Robertson, seorang pakar hukum konstitusi dari Georgetown University.
"Akibatnya, di AS, pemakzulan lebih berfungsi sebagai hukuman politik yang meninggalkan noda permanen pada warisan seorang presiden, ketimbang sebagai mekanisme praktis untuk menggulingkannya," tambahnya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Dukungan Pemerintah Rp 57 Juta/Tahun untuk Keluarga 10 Pahlawan Nasional 2025, Termasuk Gus Dur & Soeharto
Prabowo Beri Julukan Don Si Kancil ke Dasco & Pesan Legacy untuk Kader Gerindra
Roy Suryo Diperkirakan Lanjut ke Pengadilan Terkait Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Jusuf Kalla Buka Suara Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Kita Harus Terima Kenyataan