“Dia orang biasa saja waktu kuliah, tapi selalu menyapa. Bahkan saat sudah jadi wali kota, tetap menyapa saya jika bertemu,” ungkapnya.
Mulyono kala itu menjawab bahwa dirinya bekerja berpindah-pindah wilayah dari Sumatera, Maluku, Sulawesi hingga Papua.
Terakhir, berpindah tempat ke Jambi.
Ia mengaku sebagai pekerja swasta yang tidak pernah pensiun.
"Saya kan orang swasta jadi enggak pernah pensiun. Saya kerja di bidang kehutanan, saya di lapangan seperti survey, inventarisasi area-area," pungkasnya seperti dikutip dari Kompas TV.
Sahabat Jokowi lainnya, Mustoha Iskandar, juga ikut membela Mulyono dan Jokowi.
Ia menegaskan bahwa Jokowi adalah mahasiswa asli UGM dan teman-teman seangkatannya masih banyak yang hidup.
“Asli pasti. Kita satu kelas semua. Kita masih hidup semua, kok dibilang setingan,” tegasnya.
Menurut Mustoha, saat itu belum ada sistem pemilahan jurusan di Fakultas Kehutanan.
Baru saat mengerjakan skripsi, mahasiswa memilih fokus, seperti teknologi hasil hutan atau ekonomi kehutanan.
Ia juga mengecam pihak-pihak yang menyebut teman-teman Jokowi sebagai ‘setingan’.
“Ngakunya ngerti teknologi kayu, padahal ngerti apa? Saya ini alumni asli, saya tahu sejarahnya,” ujar Mustoha kesal.
Temuan di Solo
Isu mengenai Mulyono, teman kuliah Joko Widodo (Jokowi) di Fakultas Kehutanan UGM, yang disebut pernah menjadi calo tiket bus di Terminal Tipe A Tirtonadi Solo, dipertanyakan kebenarannya.
Penelusuran di lokasi justru menemukan bahwa tak ada satu pun orang yang mengenal sosok tersebut.
Namun demikian, ketika TIM menyodorkan foto yang disebut-sebut sebagai Mulyono atau Wakidi kepada para pekerja di Terminal Tirtonadi, tak ada satu pun yang mengenali sosok dalam gambar tersebut.
Mulai dari agen bus, porter, tukang ojek, hingga pedagang asongan di Terminal Tirtonadi, semuanya menyatakan tidak pernah melihat atau mengenal nama Mulyono maupun Wakidi.
Umar Sahid (70), agen bus senior di terminal tersebut, juga mengaku asing dengan nama dan wajah yang ditunjukkan.
"Dereng nate (belum pernah melihat), nggak kenal i," ungkap agen PO Bus Gunung Mulia tersebut.
"Wah itu banyak (nama itu) saya nggak tahu. Belum pernah lihat. Kurang tahu saya, belum pernah dengar."
Ia bahkan menuturkan bahwa semua pegawai agen bus di terminal terdaftar dan dikenalnya secara pribadi, namun tidak ada satu pun yang bernama Mulyono atau Wakidi.
"Kalau (pekerja) agen-agen itu terdaftar, nama-namanya kenal semua. Tapi kalau Wakidi itu saya belum tahu," urainya.
Pernyataan serupa juga datang dari Sambungan Tampubolon (65), yang sudah lama menjadi agen bus di Terminal Tirtonadi.
Ia menegaskan tidak pernah mengenal orang bernama Mulyono maupun Wakidi.
"Tidak pernah, tidak pernah itu. Cuma ngakunya dia kerja di Terminal," katanya.
Sambungan juga menyampaikan bahwa pengacara M. Taufiq sempat datang menemuinya untuk menanyakan hal serupa, namun hasilnya tetap sama.
"Cuma tadi Pak Taufiq juga sempat ke sini. Cuma memang tidak ada (orang yang dimaksud)," terangnya.
Sumber: Tribun
 
                         
                                 
                                             
                                             
                                             
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                 
                                                
Artikel Terkait
Purbaya Yudhi Sadewa: Ancaman Serius bagi Prabowo-Gibran di Pilpres 2029?
Peringkat 1! Purbaya Yudhi Sadewa Menteri Terbaik Versi Survei GREAT Institute
Dukung Penuh MKD, KNPI DKI: Rahayu Saraswati Tetap Layak di DPR 2024-2029
KPK Diminta Usut Tuntas Korupsi Proyek Kereta Cepat Whoosh, Libatkan Mantan Pejabat!