Persaingan ini, meski tak terucap, diyakini terus membayangi dinamika internal koalisi.
Di tengah spekulasi keretakan ini, Partai Demokrat secara terbuka menunjukkan manuver strategisnya.
Meski para elite partai seperti Andi Mallarangeng menyatakan belum ada pembahasan untuk mencalonkan AHY di Pilpres 2029 dan menegaskan dukungan penuh pada pemerintahan Prabowo, langkah-langkah partai berbicara lain.
Dalam sebuah retreat partai di Pacitan, AHY secara eksplisit menyebut acara itu sebagai momentum untuk "kontemplasi, evaluasi, sekaligus pembaruan semangat perjuangan politik partai termasuk persiapan menghadapi pileg dan pilpres pada 2029".
Ini adalah sinyal jelas bahwa Demokrat tidak hanya menjadi penumpang dalam koalisi, melainkan sedang membangun mesin politiknya untuk kontestasi masa depan.
AHY juga secara terbuka menyebut SBY sebagai "mentor, pembimbing, dan ideolog" yang menjadi sumber energi perjuangan partai, menegaskan pengaruh kuat "Geng Pacitan".
Dengan demikian, gestur dingin di Batujajar bisa jadi merupakan percikan awal dari sebuah persaingan jangka panjang.
Di satu sisi, Gibran sebagai representasi kekuatan baru ingin menegaskan posisinya.
Di sisi lain, AHY dan Demokrat sedang menyusun kekuatan, mempersiapkan jalan untuk kembali ke puncak kekuasaan pada 2029, menjadikan stabilitas koalisi saat ini sebagai pertaruhan utamanya.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
Prabowo Beri Julukan Don Si Kancil ke Dasco & Pesan Legacy untuk Kader Gerindra
Roy Suryo Diperkirakan Lanjut ke Pengadilan Terkait Kasus Ijazah Palsu Jokowi
Jusuf Kalla Buka Suara Soeharto Jadi Pahlawan Nasional: Kita Harus Terima Kenyataan
Roy Suryo Ditahan, Ijazah Jokowi Akan Diuji di Sidang: Fakta Terbaru