PARADAPOS.COM - Setelah menjadi bulan-bulanan netizen se-Indonesia akibat pernyataan kontroversialnya yang melabeli rakyat "tolol" dan ditantang debat oleh juara debat internasional Salsa Erwina, Wakil Ketua Komisi III DPR RI Ahmad Sahroni akhirnya buka suara.
Namun, reaksinya jauh dari kata permintaan maaf.
Melalui serangkaian Instagram Story di akun pribadinya @ahmadsahroni88, "Crazy Rich Tanjung Priok" ini memberikan respons yang pasrah namun penuh dengan sindiran halus.
Alih-alih meredam amarah publik, unggahannya justru menjadi babak baru dalam drama ini.
Berikut adalah 5 poin penting dari reaksi Ahmad Sahroni yang kini menjadi sorotan.
1. Awal Mula 'Badai' Hujatan
Sebelum masuk ke reaksinya, penting untuk mengingat pemicunya.
Sahroni 'dirujak' habis-habisan setelah videonya yang menyebut "tolol" pengkritik DPR viral.
Posisinya semakin terdesak ketika Salsa Erwina, seorang mahasiswi berprestasi, menantangnya berdebat secara terbuka mengenai tunjangan DPR, sebuah tantangan yang hingga kini belum ia jawab.
2. Memberi 'Lampu Hijau' untuk Dicaci Maki
Poin pertama dari reaksinya adalah sebuah kalimat yang terkesan pasrah namun juga menantang.
Sahroni seolah membuka pintu selebar-lebarnya bagi siapa saja yang masih ingin menghujatnya.
"Monggo di Persilahkan Caci maki saya Biar Puas " tulisnya.
Kalimat ini bisa diartikan ganda: sebuah tanda kelelahan menghadapi serangan, atau justru sebuah sindiran pasif-agresif yang menyiratkan bahwa cacian tersebut tidak akan memengaruhinya sama sekali.
3. 'Tamparan' Balik yang Halus: Doa untuk Para 'Haters'
Setelah mempersilakan netizen untuk menghujatnya, Sahroni melanjutkan dengan kalimat yang kontras 180 derajat.
Ia mengucapkan terima kasih dan mendoakan kesuksesan bagi mereka yang telah mencacinya.
"Trimakasih sebelumnya, semoga kalian Sukses semuanya amiiin" lanjutnya.
Bagi banyak netizen, ini bukanlah doa yang tulus, melainkan sebuah sindiran balik.
Seolah-olah ia ingin mengatakan, "Silakan caci maki saya, sementara saya akan tetap mendoakan yang terbaik untuk kalian," sebuah cara untuk memposisikan diri di atas para pengkritiknya.
4. Absennya Kata 'Maaf'
Dari dua unggahan tersebut, ada satu kata krusial yang sama sekali tidak muncul: "maaf".
Sahroni tidak menunjukkan penyesalan atas pernyataannya yang telah melukai hati publik.
Absennya permintaan maaf ini menjadi sorotan utama dan membuat banyak netizen semakin geram, menganggapnya tidak mau mengakui kesalahan.
5. Reaksi Netizen Semakin Menjadi
Alih-alih meredam, reaksi Sahroni ini justru memicu gelombang komentar baru. Banyak yang menilai sikapnya sebagai bentuk arogansi yang dibalut dengan kepasrahan palsu.
"Bukannya introspeksi malah nyindir," tulis seorang netizen.
"Kalau memang merasa benar, kenapa tidak terima tantangan debatnya?" timpal yang lain.
Sikapnya ini dianggap sebagai upaya menghindar dari tanggung jawab intelektual atas perkataannya sendiri.
Sumber: Suara
Artikel Terkait
2 Presiden Yang Pernah Bubarkan DPR, Apa Alasannya?
Idrus Marham Anggap Seruan Membubarkan DPR Tidak Realistis: Ini Bisa Menyesatkan Masyarakat, Bahaya!
Terungkap! Mahfud MD Sebut Gaji Anggota DPR Capai Miliaran Per Bulan, Bukan Rp 230 Juta
Hendropriyono Sentil Isu Pemakzulan Gibran: Yang Usul Ini Tanggung Jawabnya Apa Kalau Negeri Ini Hancur?