Reza Indragiri Ragukan Niat Baik Tim Internal Polri, Sebut Dibentuk karena Terpantik Agenda Presiden

- Minggu, 28 September 2025 | 14:25 WIB
Reza Indragiri Ragukan Niat Baik Tim Internal Polri, Sebut Dibentuk karena Terpantik Agenda Presiden


PARADAPOS.COM -
Psikolog forensik Reza Indragiri Amriel menyuarakan skeptisismenya terhadap niat baik di balik pembentukan tim transformasi reformasi oleh Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

Menurutnya, kemunculan tim internal tersebut bukanlah inisiatif proaktif yang lahir dari kesadaran institusi, melainkan sebuah reaksi yang terpantik oleh adanya agenda eksternal dari Presiden Prabowo Subianto.

Reza memaparkan analisisnya berdasarkan lini masa program Kapolri Sigit. Ia mengingatkan bahwa program andalan Kapolri, "Presisi", yang terdiri dari 8 komitmen dan 16 program prioritas, tahap terakhirnya telah berakhir pada Desember 2024.

Sejak saat itu hingga September 2025, atau selama sembilan bulan, tidak ada pembaruan atau agenda prioritas baru yang diumumkan oleh Kapolri.

"Babak bonus berarti apa? Seolah-olah dari Desember sampai sekarang Kapolri tidak punya komitmen, tidak punya program prioritas, tidak ada agenda," kritik Reza dalam sebuah video yang tayang di kanal Youtube Hendri Satrio Official pada Jumat, 26 September 2025. Terjadinya "vakum agenda" selama sembilan bulan ini membuatnya curiga.

Kemunculan tim reformasi internal secara tiba-tiba, setelah Presiden mengumumkan rencananya, mengindikasikan bahwa tim tersebut dibentuk sebagai respons defensif.

"Saya memperkirakan tim transformasi reformasi Polri ini dibentuk memang lebih sebagai sebuah respon atau reaksi tepatnya atas sebuah narasi eksternal. Apa itu? Narasi tim reformasi Polri oleh Presiden," ujarnya.

Hal ini, menurutnya, secara otomatis memposisikan kedua tim dalam situasi yang berhadap-hadapan dan berpotensi resisten.

Reza bahkan mengkhawatirkan terulangnya sejarah konflik era Presiden Gus Dur, di mana terjadi dualisme kepemimpinan antara Kapolri Bimantoro sebagai representasi internal (Trunojoyo) dengan Khairuddin Ismail sebagai representasi Istana.

"Langsunglah kita berprasangka buruk. Jangan-jangan tim transformasi reformasi Polri ini akan bersikap resisten terhadap tim reformasi Polri (bentukan Presiden)," pungkasnya.***

Sumber: konteks

Komentar