Alasan Proyek Kereta Cepat Whoosh Disebut "Busuk Sejak Awal"
Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN), Septian Hario Seto, mengungkapkan alasan di balik pernyataan bahwa proyek kereta cepat Jakarta-Bandung, Whoosh, bermasalah sejak dari awal. Seto merupakan salah satu saksi kunci proyek ini saat masih berupa proposal.
Dia menjelaskan bahwa pada tahun 2015, saat masih menjadi staf Luhut Binsar Pandjaitan yang menjabat sebagai Kepala Staf Kepresidenan, dirinya ditugaskan untuk mempelajari proposal kelayakan (feasibility study) dari China dan Jepang.
"Saya waktu di KSP di awal tahun 2015, ditugaskan Pak Luhut mempelajari dua proposal feasibility study dari China dan Jepang," kata Seto dalam sebuah wawancara.
Peran Seto berlanjut ketika Luhut menjabat sebagai Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves). Saat itu, Seto menjabat sebagai Deputi di Kemenko Marves dan kembali ditugaskan untuk menyelesaikan proyek ini. Pada 2020, dengan kabinet baru, Kementerian BUMN di bawah Erick Thohir pun diajak berkoordinasi untuk melanjutkan proyek Whoosh.
Masalah Mendasar Proyek Whoosh
Seto lantas membenarkan pernyataan Luhut bahwa proyek ini "busuk sejak awal". Menurutnya, terdapat berbagai masalah fundamental yang terjadi.
Artikel Terkait
Dasco vs Sjafrie: Sinergi Dua Penopang Utama Pemerintahan Prabowo, Bukan Rivalitas
Seruan Beli Hutan Viral: Sindiran Warganet Atas Kerusakan Hutan Pemicu Banjir Bandang Aceh & Sumatera
Klaim Rismon Sianipar: Kasmudjo Tidak Kenal Jokowi Sama Sekali, Ini Kronologi Lengkapnya
Sjafrie Sjamsoeddin Bukan New Luhut: Analisis Perbedaan Kiprah dan Tupoksi Menteri Pertahanan