Editor : wahyupradana

Alasan 6 Polisi di Sultra Aniaya 5 Juniornya: Tak Tahu Nama Para Senior

Nasional

Alasan 6 Polisi di Sultra Aniaya 5 Juniornya: Tak Tahu Nama Para Senior

Kamis, 27 Februari 2025 | 17:15 WIB
Dari Telpon Allah Hingga Bubar, Kisah Jemaah Aolia dan Mbah Benu di Gunungkidul Berakhir

Nasional

Dari Telpon Allah Hingga Bubar, Kisah Jemaah Aolia dan Mbah Benu di Gunungkidul Berakhir

Kamis, 27 Februari 2025 | 15:15 WIB
Ngotot Tak Terlibat Suap, Hasto: Saya Bukan Pejabat Negara

Hukum

Ngotot Tak Terlibat Suap, Hasto: Saya Bukan Pejabat Negara

Kamis, 27 Februari 2025 | 14:40 WIB
Klarifikasi Bu Guru Salsa Setelah Video Tak Pantasnya Viral, Ngakunya Ditipu Seseorang di Media Sosial

Nasional

Klarifikasi Bu Guru Salsa Setelah Video Tak Pantasnya Viral, Ngakunya Ditipu Seseorang di Media Sosial

Kamis, 27 Februari 2025 | 14:30 WIB
[UPDATE] Disertasi Bahlil Terbukti Curang dan Harus Diulang, Pengamat: Contoh Pejabat Yang Buruk!

Nasional

[UPDATE] Disertasi Bahlil Terbukti Curang dan Harus Diulang, Pengamat: Contoh Pejabat Yang Buruk!

Kamis, 27 Februari 2025 | 10:45 WIB
Heran Kades Kohod Punya Rp48 Miliar Buat Bayar Denda Pagar Laut, DPR Semprot Menteri KP: Uang Siapa?

Hukum

Heran Kades Kohod Punya Rp48 Miliar Buat Bayar Denda Pagar Laut, DPR Semprot Menteri KP: Uang Siapa?

Kamis, 27 Februari 2025 | 09:55 WIB
Sudah Ada Tersangka dan Bukti, Bahlil Lahadalia Bantah Ada BBM Oplosan: Masyarakat Gak Sebodoh Itu Pak..

Nasional

Sudah Ada Tersangka dan Bukti, Bahlil Lahadalia Bantah Ada BBM Oplosan: Masyarakat Gak Sebodoh Itu Pak..

Kamis, 27 Februari 2025 | 05:45 WIB
Penyidik Balikin Sertifikat Tanah Usai Dilaporkan ke Propam

Hukum

Penyidik Balikin Sertifikat Tanah Usai Dilaporkan ke Propam

Kamis, 27 Februari 2025 | 00:00 WIB
Prabowo Tak Malu Kabinetnya Banyak Menteri Era Jokowi: Manajer Boleh Ganti, Pemainnya Masih Bagus

Nasional

Prabowo Tak Malu Kabinetnya Banyak Menteri Era Jokowi: Manajer Boleh Ganti, Pemainnya Masih Bagus

Rabu, 26 Februari 2025 | 23:45 WIB
WADUH! Buzzer 02 Salahkan Anies Baswedan di Kasus Korupsi Pertamina, Bawa-Bawa Yaman

Nasional

WADUH! Buzzer 02 Salahkan Anies Baswedan di Kasus Korupsi Pertamina, Bawa-Bawa Yaman

Rabu, 26 Februari 2025 | 17:15 WIB
Hashim Soal Berdirinya Danantara: Gagasan 40 Tahun Orang Tua Kami!

Nasional

Hashim Soal Berdirinya Danantara: Gagasan 40 Tahun Orang Tua Kami!

Rabu, 26 Februari 2025 | 15:15 WIB
Prabowo Sebut Akan Ketemu Jokowi Untuk Minta Maaf, Kenapa?

Politik

Prabowo Sebut Akan Ketemu Jokowi Untuk Minta Maaf, Kenapa?

Rabu, 26 Februari 2025 | 13:45 WIB
Prabowo Bicara Dugaan Korupsi Pertamina: Lagi Diurus, Kami akan Bersihkan

Nasional

Prabowo Bicara Dugaan Korupsi Pertamina: Lagi Diurus, Kami akan Bersihkan

Rabu, 26 Februari 2025 | 10:50 WIB
JEJAK Mafia Migas Riza Chalid, 6 Kasus Kontroversial Yang Tak Pernah Terungkap

Hukum

JEJAK Mafia Migas Riza Chalid, 6 Kasus Kontroversial Yang Tak Pernah Terungkap

Rabu, 26 Februari 2025 | 08:05 WIB
Seruan Hidup Jokowi Dinilai Jadi Pesan Prabowo Belum Butuh Berkoalisi dengan PDIP

Nasional

Seruan Hidup Jokowi Dinilai Jadi Pesan Prabowo Belum Butuh Berkoalisi dengan PDIP

Rabu, 26 Februari 2025 | 07:55 WIB
JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Nasional

JOKO Widodo alias Jokowi sudah lengser. Tak lagi punya kekuasaan. Presiden bukan, ketua partai juga bukan. Di PDIP, Jokowi pun dipecat. Jokowi dipecat bersama anak dan menantunya, yaitu Gibran Rakabuming Raka dan Bobbby Nasution. Satu paket. Anak bungsu Jokowi punya partai, tapi partainya kecil. Yaitu Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Partai gurem ini tidak punya anggota di DPR RI. Di Pemilu 2024, partai yang dipimpin Kaesang ini memperoleh suara kurang dari empat persen. Pada posisi seperti ini, apakah Jokowi lemah? Jangan buru-buru menilai bahwa Jokowi lemah. Lalu anda yakin bisa penjarakan Jokowi? Sabar! Semua ada penjelasan ilmiahnya. Semua ada hitung-hitungan politiknya. Manusia satu ini unik. Lain dari yang lain. Langkah politiknya selalu misterius. Tak mudah ditebak. Publik selalu terkecoh dengan manuvernya. Anda tak pernah menyangka Gibran jadi walikota, lalu jadi wakil presiden sebelum tugasnya sebagai walikota selesai. Anda tak pernah menyangka Kaesang jadi ketum PSI. Prosesnya begitu cepat. Tak ada yang prediksi Airlangga Hartarto mundur mendadak dari ketum Golkar. Anda juga tak pernah menyangka suara PDIP dan Ganjar Pranowo dibuat seragam yaitu 16 persen di Pemilu 2024. Persis sesuai yang diinginkan Jokowi. Anda nggak pernah sangka UU KPK direvisi. UU Minerba diubah. Desentralisasi izin tambang diganti jadi sentralisasi lagi. Omnibus Law lahir. IKN dibangun. PIK 2 jadi PSN. Bahkan rektor universitas dipilih oleh menteri. Ini out of the box. Nggak pernah ada di pikiran rakyat. Tapi, semua dengan begitu mudah dibuat. Mungkin anda nggak pernah berpikir mobil Esemka itu bodong. Anda juga nggak pernah menyangka ketua FPI dikejar dan akan dieksekusi oleh aparat di jalanan. Juga nggak pernah terlintas di pikiran ada Panglima TNI dicopot di tengah jalan. Ini semua adalah langkah out of the box. Tak pernah terlintas di kepala anda. Di kepala siapa pun. Ketika anda berpikir Jokowi melemah pasca lengser, ternyata orang-orang Jokowi masuk kabinet. Jumlahnya masih cukup banyak dan signifikan. Ketua KPK, Jaksa Agung dan Kapolri sekarang adalah orang-orang yang dipilih di era Jokowi. Ketika anda tulis Adili Jokowi di berbagai tempat, Kaesang, anak Jokowi justru pakai kaos putih bertuliskan Adili Jokowi. Pernahkah Anda menyangka ini akan terjadi? Teriakan Adili Jokowi kalah kuat gaungnya dengan teriakan Hidup Jokowi. Ini tanda apa? Jelas: Jokowi masih kuat dan masih punya kesaktian. Semoga pemimpin zalim seperti Jokowi Allah hancurkan. inilah doa sejumlah ustaz yang seringkali kita dengar. Apakah Jokowi hancur? Tidak! Setidaknya hingga saat ini. Esok? Nggak ada yang tahu. Dan kita bukan juru ramal yang pandai menebak masa depan nasib orang. Kalau cuma 1.000 sampai 2.000 massa yang turun ke jalan untuk adili Jokowi, nggak ngaruh. Ngaruh secara moral, tapi gak ngaruh secara politik. Beda kalau satu-dua juta mahasiswa duduki KPK, itu baru berimbang. Emang, selain 1998, pernah ada satu-dua juta mahasiswa turun ke jalan? Belum pernah! Massa mahasiswa, buruh dan aktivis saat ini belum menemukan isu bersama. Isu Adili Jokowi tidak terlalu kuat untuk mampu menghadirkan satu-dua juta massa. Kecuali ada isu lain yang menjadi triggernya. Contoh? Gibran ngebet jadi presiden dan bermanuver untuk menggantikan Prabowo di tengah jalan, misalnya. Ini bisa memantik kemarahan massa untuk terkonsentrasi kembali pada satu isu. Contoh lain: ditemukan bukti yang secara meyakinkan mengungkap kejahatan dan korupsi Jokowi, misalnya. Ini bisa jadi trigger isu. Ini baru out of the box vs out of the box. Tagar Adili Jokowi bisa leading. Kalau cuma omon-omon, ya cukup dihadapi oleh Kaesang yang pakai kaos Adili Jokowi. Demo Adili Jokowi lawannya cukup Kaesang saja. Jokowi terlalu tinggi untuk ikut turun dan menghadapinya. Sampai detik ini, Jokowi masih terlalu perkasa untuk dihadapi oleh 1.000-2.000 massa yang menuntutnya diadili. rmol.id *Penulis adalah Pengamat Politik dan Pemerhati Bangsa

Rabu, 26 Februari 2025 | 03:55 WIB
Said Didu: Prabowo Jadi Paradoks, Berguru ke Jokowi Hapus Semua Memori?

Nasional

Said Didu: Prabowo Jadi Paradoks, Berguru ke Jokowi Hapus Semua Memori?

Rabu, 26 Februari 2025 | 03:50 WIB
Siang Ini Prabowo Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia

Nasional

Siang Ini Prabowo Resmikan Bank Emas Pertama di Indonesia

Rabu, 26 Februari 2025 | 03:45 WIB
Sederet Lagu Ciptaan Ahmad Dhani yang Dinyanyikan Agnez Mo: Kini Ribut Soal Royalti

Nasional

Sederet Lagu Ciptaan Ahmad Dhani yang Dinyanyikan Agnez Mo: Kini Ribut Soal Royalti

Rabu, 26 Februari 2025 | 01:00 WIB
Deret Bisnis Raffi Ahmad yang Tutup Selain RANS Nusantara Hebat

Nasional

Deret Bisnis Raffi Ahmad yang Tutup Selain RANS Nusantara Hebat

Selasa, 25 Februari 2025 | 23:50 WIB
Danantara Tak Bisa Diaudit KPK dan BPK, Mahfud MD Cemas: Kok Bisa Institusi Tak Bisa Diawasi?

Nasional

Danantara Tak Bisa Diaudit KPK dan BPK, Mahfud MD Cemas: Kok Bisa Institusi Tak Bisa Diawasi?

Selasa, 25 Februari 2025 | 23:05 WIB
Emil Salim, Ekonom yang Bikin Presiden Prabowo Membungkuk dan Berlutut

Nasional

Emil Salim, Ekonom yang Bikin Presiden Prabowo Membungkuk dan Berlutut

Selasa, 25 Februari 2025 | 16:15 WIB
Diduga Sebarkan Berita Bohong, Brigjen Djuhandani Dilaporkan ke Propam

Nasional

Diduga Sebarkan Berita Bohong, Brigjen Djuhandani Dilaporkan ke Propam

Selasa, 25 Februari 2025 | 11:50 WIB
Wapres Gibran Isi Materi Retret Kepala Daerah di Akmil Besok, Bahas Soal Apa?

Politik

Wapres Gibran Isi Materi Retret Kepala Daerah di Akmil Besok, Bahas Soal Apa?

Selasa, 25 Februari 2025 | 07:55 WIB
Profesor LIPI Desak KPK Selidiki Dugaan Korupsi Setelah Aksi #AdiliJokowi Viral: Negara Harus Berani!

Hukum

Profesor LIPI Desak KPK Selidiki Dugaan Korupsi Setelah Aksi #AdiliJokowi Viral: Negara Harus Berani!

Selasa, 25 Februari 2025 | 07:20 WIB
Lainnya

Terpopuler

1

Fakta Gadai Mobil Pajero untuk Selamatkan Bilqis dari Suku Anak Dalam
2

Wamenag Zainut Tauhid Saadi Minta Gus Elham Hentikan Aksi Cium Anak Perempuan yang Viral
3

SBY Buka Suara Soal Kemampuan Meramal Masa Depan: Bukan Klenik, Tapi Futurology
4

Menteri Keuangan Purbaya Ungkap Modus Pencatutan Harga Impor: Barang Rp 45 Juta Dicatat Cuma Rp100 Ribu
5

KPK Digugat Praperadilan Kasus Kuota Haji Yaqut Cholil Qoumas: Fakta & Kerugian Rp1 Triliun
6

Amien Rais Klaim Jokowi Tidak Punya Ijazah, Tanggapi 8 Tersangka Kasus Polda Metro
7

Hoaks! Tangkapan Layar WA Hasto PDIP Soal Soeharto Terbongkar Palsu
8

Roy Suryo Bandingkan Perjuangan Kasus Ijazah Jokowi dengan Pangeran Diponegoro
9

PP Himmah Dukung Roy Suryo Tersangka Kasus Ijazah Palsu Jokowi
10

Rocky Gerung Kritik Gelar Pahlawan Nasional Soeharto: Sejarah Bukan Permainan Survei
11

Oknum Brimob Aniaya Mantan Pacar di Binjai: Kronologi & Proses Hukum Terbaru
12

Yayasan Sahabat Pedalaman Juara 1 Mandaya Awards 2025, Bukti Nyata Pemberdayaan 3T
13

Rustam Effendi: Ijazah Jokowi Palsu dan Dibuat di Pasar Pramuka? Ini Faktanya
14

Mahfud MD Tegaskan Tak Pernah Sebut Ijazah Jokowi Asli atau Palsu
15

Gelar Pahlawan Nasional untuk Soeharto: Kontroversi, Sejarah Kelam, dan Dosa Orde Baru