Sebelumnya, petani patin di OKU Timur beroperasi secara independen, tetapi dengan terbentuknya Koperasi, mereka berhasil membentuk konsolidasi yang memberikan solusi terhadap masalah bersama. Konsolidasi memungkinkan mereka berbagi pengalaman budidaya dan mencari alternatif untuk meningkatkan kompetensi bersama.
Dengan keanggotaan mencapai 230 orang dan lahan konsolidasi seluas 85 hektar, koperasi ini telah mencapai prestasi sebagai Koperasi Percontohan Program Nasional Korporasi Petani dan Nelayan (KPN) sejak tahun 2021. Mereka meraih penghargaan Terbaik 1 Koperasi Inovatif pada Anugerah Inovator Sumatera Selatan Tahun 2022 dan Koperasi Percontohan Lembaga Inkubator Bisnis, Kementerian Koperasi dan UMKM RI 2023.
Baca Juga: Transformasi Nelayan Morotai Hingga Dukungan Modal LPMUKP Ubah Nasib Sukardi Paputungan
Koperasi ini membuktikan bahwa pendekatan konsolidasi petani dalam bentuk koperasi dapat menjadi model sukses dalam meningkatkan kesejahteraan petani, memberikan kepastian pasokan, dan mendorong inovasi dalam pengelolaan usaha pertanian.
Dalam operasionalnya, Koperasi mengoptimalkan dukungan pembiayaan melalui dana bergulir dari BLU LPMUKP, sebuah Satuan Kerja di bawah Kementerian Kelautan dan Perikanan. Dukungan ini memberikan dampak positif yang signifikan, memungkinkan pengembangan unit usaha koperasi, termasuk dalam pengolahan bahan baku pakan, yang pada akhirnya meningkatkan kapasitas produksi dan daya saing secara keseluruhan.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: jawapos.com
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat