SEMARANG, paradapos.com - Dalam beberapa tahun belakangan terakhir ini banyak industri tekstil mengalami kesulitan, tidak jarang akhirnya mengalami kebangkrutan.
Salah satu penyebabnya ialah adanya praktik dumping (penjualan barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri) yang dilakukan.
Isu tersebut mencuat dalam seminar yang diselenggarakan Asosiasi Produsen Serat dan Filamen Indonesia (APSyFi) dengan Ikatan Alumni Institut Teknologi Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (ITT-STTT-Politeknik STTT Bandung) di Gumaya Tower Hotel Semarang.
Sekretaris Eksekutif APSyFi Farhan Aqil Syauqi mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara APSyFi dengan alumni Politeknik STTT Bandung.
"Seminar ini penting karena industri tekstil lagi pada drop semua, kinerjanya buruk, produksi dan penjualan mengalami kesulitan karena serangan produk impor yang murah," katanya, Senin 15 Januari 2024.
Menurut Farhan, dampak dari kondisi tersebut banyak konsumen lebih memilih menggunakan produk yang lebih murah, sehingga tidak kompetitif.
Artikel Terkait
Top Gainers BEI 27-31 Oktober 2025: SSTM Melonjak 95,31%, Ini Daftar 10 Sahamnya
Pemilik RS Mitra Keluarga (MIKA): Profil Perusahaan dan Daftar Lengkap Pemegang Saham
Rupiah Melemah ke Rp16.631: Penyebab, Dampak, dan Prediksi ke Depan
Analisis Kinerja TBIG 9 Bulan 2025: Laba Turun, Utang Jangka Pendek Anjlok Drastis