SEMARANG, paradapos.com - Dalam beberapa tahun belakangan terakhir ini banyak industri tekstil mengalami kesulitan, tidak jarang akhirnya mengalami kebangkrutan.
Salah satu penyebabnya ialah adanya praktik dumping (penjualan barang di luar negeri dengan harga yang lebih murah dibandingkan harga di dalam negeri) yang dilakukan.
Isu tersebut mencuat dalam seminar yang diselenggarakan Asosiasi Produsen Serat dan Filamen Indonesia (APSyFi) dengan Ikatan Alumni Institut Teknologi Tekstil, Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil (ITT-STTT-Politeknik STTT Bandung) di Gumaya Tower Hotel Semarang.
Sekretaris Eksekutif APSyFi Farhan Aqil Syauqi mengatakan kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara APSyFi dengan alumni Politeknik STTT Bandung.
"Seminar ini penting karena industri tekstil lagi pada drop semua, kinerjanya buruk, produksi dan penjualan mengalami kesulitan karena serangan produk impor yang murah," katanya, Senin 15 Januari 2024.
Menurut Farhan, dampak dari kondisi tersebut banyak konsumen lebih memilih menggunakan produk yang lebih murah, sehingga tidak kompetitif.
Artikel Terkait
BSDE Catat Laba Bersih Turun 49% di 2025, Tapi Prapenjualan Tembus Rp7,1 Triliun
10 Saham Paling Aktif di BEI 27-31 Oktober 2025: Data & Analisis
Daftar Magang Nasional Batch 2 Kemnaker 2025: 80.000 Kuota untuk Fresh Graduate
Proyeksi IHSG Pekan Depan: Potensi Menguat ke 8.354 & Rekomendasi Saham BRMS, ISAT, PANI, SSMS