KOTA, Jawa Pos Radar Mojokerto – Pemkot Mojokerto terus mengebut pembentukan 26 titik pracangan TPID (tim pengendali inflasi daerah). Pracangan ini sebagai salah satu langkah menstabilkan harga bahan pokok.
Kemarin, Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Moh. Ali Kuncoro kembali meresmikan tiga pracangan sekaligus.
Masing-masing Pracangan TPID Kelurahan Prajurit Kulon, Pracangan TPID Kelurahan Pulorejo, serta Pracangan TPID LPM Kelurahan Gedongan.
”Pracangan TPID ini bisa jadi salah satu solusi untuk mendapatkan harga sembako yang di bawah harga eceran tertinggi (HET). Jadi fungsinya sebagai stabilisator,” terangnya, Selasa (16/1).
Untuk menjamin ketersediaan, masing-masing pracangan TPID akan mendapatkan distribusi rutin dari Kantor Bulog Cabang Surabaya Selatan. Khususnya terkait komoditas beras dan minyak.
Selain itu, pracangan TPID juga menyediakan bahan pangan non-bulog lainnya. Seperti bawang merah, bawang putih, hingga cabai rawit yang dijual di bawah harga pasar melalui skema subsidi transportasi.
”Kalau harga di pasar terlalu tinggi, maka pracangan TPID akan menjadi sebuah rujukan,” tandasnya.
Namun, papar Ali Kuncoro, ketika pracangan TPID dinilai belum mampu membendung kenaikan harga, maka Pemkot Mojokerto akan menggelar operasi pasar. Langkah tersebut bertujuan mengintervensi agar harga dan inflasi tetap terkendali.
Artikel Terkait
Kredit Perumahan Mandek, Menteri Keuangan Khawatirkan Daya Beli Masyarakat
Bursa Asia Anjlok: Penyebab, Dampak ke Indonesia, dan Prediksi ke Depan
Analisis IHSG Hari Ini: Proyeksi 8.150-8.350 Dipicu Data Ekonomi Q3 2025 & Rebalancing MSCI
Semangat Cokroaminoto & Program Koperasi Desa Merah Putih: Strategi Menkop Ferry Bangun Ekonomi Umat