Meski tampaknya JARR telah memiliki luas izin HGU yang cukup meluas, ternyata angka produksi tandan buah segara perusahaannya jauh di bawah PT Jhonlin Agro Lestari.
Faktanya, lahan tanam JAL jauh lebih besar produksinya dibandingkan dengan JARR, sehingga aksi merger dengan JARR ini juga membuat luas lahan garapnya mencapai 27 ribu hektare.
Adapun PT Jhonlin Agro Raya menargetkan produksi tandan buah segar hanya di angka 70 ribu ton, tetapi PT Jhonlin Agro Lestari bakal lesatkan hasilnya hingga 150 ribu ton.
Baca Juga: Rampung 2021, Bendungan Rp63 Miliar di Kalimantan Timur Malah Mangkrak dan Tak Beroperasi, Mengapa?
Usai merger, kedua perusahaan langsung percaya diri meroketkan target produksinya hingga 249 ribu ton di tahun 2024.
Sebagaimana niat awalnya, memang aksi merger JARR dan JAL ini ditujukan untuk mengefisiensikan biaya produksi, melebarkan luas izin HGU, dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
Harapannya adalah di tahun ini, perusahaan sawit ternama asal Kalimantan Selatan ini mampu cetak laba sebelum pajak sebesar Rp80 miliar hingga Rp90 miliar.
Artikel ini telah lebih dulu tayang di: innalar.com
Artikel Terkait
Revisi UU Ketenagakerjaan 2025: 7 Isu Krusial yang Diubah, dari Upah hingga Pesangon
Laba HAIS Anjlok 23%, Tapi Tembus Rp69 Miliar di Kuartal III 2025
Harga Emas Antam Hari Ini Turun Rp 12.000! Cek Daftar Lengkap Harga per Gram & Semua Pecahan
Harry Latif Mundur dari Adira Finance: Efektif 31 Oktober 2025, Ini Profil dan Alasannya